­

#SalamRamadan – Day 2

by - May 28, 2017

KESABARAN DALAM SEBUAH PENANTIAN

Dini hari tadi, Arsenal mengukuhkan dirinya sebagai peraih trofi Piala FA terbanyak di antara klub Inggris lainnya. Ya, Arsenal melibas Chelsea 2-1 di final Piala FA yang dilangsungkan di Stadiun Wembley, London. Gol yang dicetak oleh Alexis Sanchez dan Aaron Ramsey membawa tim besutan Arsene Wenger tersebut mengangkat trofi Piala FA untuk yang ke-13 kalinya.

Menilik performa Arsenal musim ini, memang bisa dikatakan tidak stabil. Sempat mengecap puncak klasemen, eh ujung-ujungnya terdampar di posisi ke-5 klasemen akhir Liga Inggris, yang berarti terlempar dari kejuaraan Liga Champions ke Liga Eropa. Beragam protes agar Arsene Wenger diganti terlihat hampir di setiap pertandingan Arsenal. Padahal, musim sebelumnya, klub yang bermarkas di Emirates Stadium ini bertengger di posisi ke-2 klasemen akhir Liga Inggris.

Tidak, aku tidak akan membahas mengenai Arsenal. Yang akan kubahas adalah pelajaran berharga yang dapat kuambil dari sepak terjang Arsenal di musim 2016/2017 ini.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita pasti berharap akan sesuatu. Seperti aku berharap Arsenal menjuarai liga. Seperti kita juga yang berharap mendapat tempat kuliah yang terbaik. Namun, ada kalanya jalan mencapai harapan tersebut panjang dan berliku. Seperti Arsenal yang harus tergelincir dari posisi runner up. Terkadang, jalan berliku tersebut membuat kita emosi dan hampir menyerah. Layaknya spanduk #WengerOut yang diterbangkan sebelum pertandingan dimulai.

Dan ada kalanya juga, apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Harapanku di awal musim selalu sama. Semoga Arsenal juara liga. Hingga pada akhirnya, posisi ke-6 lah yang terbaik untuk Arsenal. Sama seperti mengharapkan universitas tempat berlabuh. Bisa jadi yang kita dapatkan nanti bukan yang kita harapkan pertama kali.

Satu pelajaran berharga yang dapat kuambil: Sabar. Karena kesabaran akan membuat kita dapat berpikir tenang. Tidak kecewa dengan apa yang kita dapatkan, walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan. Berdoa juga tidak boleh lupa. Dalam setiap doa, tambahkan kalimat, “Berikanlah hamba yang terbaik, menurutku juga menurutMu.”

Yakinlah, kesabaran akan membuahkan hasil. Tidak dapat juara liga—dan malah terdampar ke Piala Eropa—bukanlah akhir dari segalanya. Semuanya masih bisa diperjuangkan. Yang penting, tetaplah istiqomah. Tidak boleh ada kata menyerah.

Karena pada akhirnya, Allah akan memberi kita pengganti yang terbaik. Tidak juara liga, tetapi juara Piala FA. Toh ujung-ujungnya kita pun bahagia.

Satu lagi. Ini bukan hanya soal sepakbola atau dunia perkuliahan, urusan penantian sang imam pun demikian.

Pertanyaan selanjutnya; kontrak baru? Atau manajer baru? #oke #abaikan

***

AYAT OF THE DAY

AL-BAQARAH: 260


Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas setiap bukit satu bagia, kemudian panggilah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.


Nabi Ibrahim, ketika beliau bertanya pada Allah bagaimana Allah menghidupkan orang mati, ia bukanlah ragu atas kekuasaanNya. Ia beriman, tetapi ia ingin hatinya tenang. Nabi Ibrahim, dengan sebegitu kemuliaan terhadapnya, masih ingin dimantapkan hatinya. Bagaimana dengan kita, yang tidak ada apa-apanya dibanding Nabi Ibrahim, sudah yakinkah kita atas kekuasaan Allah? Atas takdir Allah yang diberikan kepada kita?

Terkadang, ada ketetapan Allah yang kita tidak bisa pahami maknanya. Kalau begitu, ambillah hikmahnya. Memang ada beberapa ayat dan ketetapan yang hanya Allah lah yang mengetahui maksudnya. Seperti pada potongan ayat pada QS. Ali Imran: 7, mereka mengikuti yang mutasaybihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Namun yakinlah, segala ketetapan Allah itu baik. Baik untuk kita sendiri, baik pula untuk orang-orang di sekeliling kita.

Di akhir ayat tersebut, Allah menegaskan, Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. Potongan ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT. adalah Zat yang Mahaperkasa. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkanNya. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangiNya. Apa yang telah dikehendakiNya untuk terjadi, pasti terjadi. Dia Mahabijaksana dalam semua perbuatan, syariat, dan kekuasaanNya.

Potongan ayat yang menampar kepada kita, bahwa tidak seharusnya kita meragukan kekuasaan dan keputusan Allah. Kemahaperkasaan dan kemahabijaksanaan Allah pasti menghasilkan suatu hal terbaik untuk kita. Maka ragu-ragu adalah sifat yang berasal dari setan, dan tentulah harus kita jauhi. Wallahu a’lam.

Sumber: Mudah Tafsir Ibnu Katsir, penerbit Maghfirah Pustaka
 


You May Also Like

0 comments