#SalamRamadan – Day 2
KESABARAN DALAM SEBUAH PENANTIAN
Dini hari
tadi, Arsenal mengukuhkan dirinya sebagai peraih trofi Piala FA terbanyak di
antara klub Inggris lainnya. Ya, Arsenal melibas Chelsea 2-1 di final Piala FA
yang dilangsungkan di Stadiun Wembley, London. Gol yang dicetak oleh Alexis
Sanchez dan Aaron Ramsey membawa tim besutan Arsene Wenger tersebut mengangkat
trofi Piala FA untuk yang ke-13 kalinya.
Menilik
performa Arsenal musim ini, memang bisa dikatakan tidak stabil. Sempat mengecap
puncak klasemen, eh ujung-ujungnya terdampar di posisi ke-5 klasemen
akhir Liga Inggris, yang berarti terlempar dari kejuaraan Liga Champions ke
Liga Eropa. Beragam protes agar Arsene Wenger diganti terlihat hampir di setiap
pertandingan Arsenal. Padahal, musim sebelumnya, klub yang bermarkas di
Emirates Stadium ini bertengger di posisi ke-2 klasemen akhir Liga Inggris.
Tidak, aku
tidak akan membahas mengenai Arsenal. Yang akan kubahas adalah pelajaran
berharga yang dapat kuambil dari sepak terjang Arsenal di musim 2016/2017 ini.
Tidak bisa
dipungkiri bahwa kita pasti berharap akan sesuatu. Seperti aku berharap Arsenal
menjuarai liga. Seperti kita juga yang berharap mendapat tempat kuliah yang
terbaik. Namun, ada kalanya jalan mencapai harapan tersebut panjang dan berliku.
Seperti Arsenal yang harus tergelincir dari posisi runner up.
Terkadang, jalan berliku tersebut membuat kita emosi dan hampir menyerah. Layaknya
spanduk #WengerOut yang diterbangkan sebelum pertandingan dimulai.
Dan ada
kalanya juga, apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Harapanku
di awal musim selalu sama. Semoga Arsenal juara liga. Hingga pada akhirnya,
posisi ke-6 lah yang terbaik untuk Arsenal. Sama seperti mengharapkan
universitas tempat berlabuh. Bisa jadi yang kita dapatkan nanti bukan yang kita
harapkan pertama kali.
Satu
pelajaran berharga yang dapat kuambil: Sabar. Karena kesabaran akan membuat
kita dapat berpikir tenang. Tidak kecewa dengan apa yang kita dapatkan,
walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan. Berdoa juga tidak boleh lupa.
Dalam setiap doa, tambahkan kalimat, “Berikanlah hamba yang terbaik, menurutku
juga menurutMu.”
Yakinlah,
kesabaran akan membuahkan hasil. Tidak dapat juara liga—dan malah terdampar ke
Piala Eropa—bukanlah akhir dari segalanya. Semuanya masih bisa diperjuangkan.
Yang penting, tetaplah istiqomah. Tidak boleh ada kata menyerah.
Karena
pada akhirnya, Allah akan memberi kita pengganti yang terbaik. Tidak juara
liga, tetapi juara Piala FA. Toh ujung-ujungnya kita pun bahagia.
Satu lagi.
Ini bukan hanya soal sepakbola atau dunia perkuliahan, urusan penantian sang
imam pun demikian.
Pertanyaan
selanjutnya; kontrak baru? Atau manajer baru? #oke #abaikan
AYAT OF THE DAY
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah
engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang
(mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung,
lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas setiap bukit satu bagia,
kemudian panggilah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.”
Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Nabi
Ibrahim, ketika beliau bertanya pada Allah bagaimana Allah menghidupkan orang
mati, ia bukanlah ragu atas kekuasaanNya. Ia beriman, tetapi ia ingin hatinya
tenang. Nabi Ibrahim, dengan sebegitu kemuliaan terhadapnya, masih ingin
dimantapkan hatinya. Bagaimana dengan kita, yang tidak ada apa-apanya dibanding
Nabi Ibrahim, sudah yakinkah kita atas kekuasaan Allah? Atas takdir Allah yang
diberikan kepada kita?
Terkadang,
ada ketetapan Allah yang kita tidak bisa pahami maknanya. Kalau begitu,
ambillah hikmahnya. Memang ada beberapa ayat dan ketetapan yang hanya Allah lah
yang mengetahui maksudnya. Seperti pada potongan ayat pada QS. Ali Imran: 7, mereka
mengikuti yang mutasaybihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari
takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Namun
yakinlah, segala ketetapan Allah itu baik. Baik untuk kita sendiri, baik pula
untuk orang-orang di sekeliling kita.
Di akhir
ayat tersebut, Allah menegaskan, Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa,
Mahabijaksana. Potongan ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT. adalah Zat
yang Mahaperkasa. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkanNya. Tidak ada
sesuatu pun yang dapat menghalangiNya. Apa yang telah dikehendakiNya untuk
terjadi, pasti terjadi. Dia Mahabijaksana dalam semua perbuatan, syariat, dan
kekuasaanNya.
Potongan
ayat yang menampar kepada kita, bahwa tidak seharusnya kita meragukan kekuasaan
dan keputusan Allah. Kemahaperkasaan dan kemahabijaksanaan Allah pasti
menghasilkan suatu hal terbaik untuk kita. Maka ragu-ragu adalah sifat yang
berasal dari setan, dan tentulah harus kita jauhi. Wallahu a’lam.
Sumber:
Mudah Tafsir Ibnu Katsir, penerbit Maghfirah Pustaka
0 comments