­

#SalamRamadan – Day 1

by - May 27, 2017

KEMBALI BERSAMA KELUARGA

Hari ini, tepat 3 tahun hijriah yang lalu, aku menapaki bumi Insan Cendekia. Tempatku menuntut ilmu. Tempatku bertemu teman baru. Dan tempatku berproses menjadi pribadi lebih baik dari yang lalu. Selama tiga tahun tersebut, aku menghabiskan 1 Ramadan di ranah perantauan.

Maka inilah kali pertamaku, setelah tiga tahun, berbuka puasa bersama keluarga di hari pertama bulan suci ini. Selama tiga tahun hanya ada Ayah, Bunda, Nada, dan Najla.

Baru satu hari menghabiskan Ramadan di rumah, rindu menghampiriku. Aku merindukan suasana Ramadan di Insan Cendekia. Tarawih bersama dan diimami oleh Syekh, mendengarkan ceramah guru, hingga ribut ketika membuat takjil dalam rangkaian acara i-Fun. Ditambah lagi merasakan ujian akhir semester saat Ramadan. Pulang dari masjid lebih lama, begadang pasti, tapi harus bangun lebih pagi.

Di IC, mudah untuk melangkahkan kaki sholat berjamaah di masjid. Mudah bibir ini melantunkan ayat suci Alquran hingga lupa waktu. Dan mudah diri ini untuk tidak tertidur sehabis sholat Subuh.

Kini aku berada di rumah. Jujur, aku tidak pernah sholat berjamaah di masjid. Tarawih pun tidak. Dikarenakan, sholat tarawih di masjid dekat rumah tidak tu’maninah, dan lebih banyak mainnya. Alhasil aku sholat tarawih bersama keluarga saja. Pun demikian dengan sholat fardhu. Sholat berjamaah hanya kulakukan sekali, saat isya, bersama Bunda dan Nada. Kadang aku merasa, Ramadan di rumah tidak sekencang di IC ibadahnya.

Namun aku bersyukur. Kembali bersama keluarga merupakan suatu hal yang dinanti. Sahur dan berbuka bersama keluarga, tarawih bersama, dan saling menyimak bacaan Alquran menjadi rutinitasku berada di rumah. Setidaknya, untuk urusan tadarus Alquran, insyaallah aku semangat.

Banyak hal yang bisa kulakukan di rumah. Membantu orang tua, misalnya. Menyapu dan mengepel menjadi kewajibanku setiap akhir pekan. Pun dengan mencuci piring dan baju. Walau aku tidak bisa memasak, setidaknya aku bisa membantu menyiapkan makanan di bagian mengupas wortel, memarut singkong, hingga mengulek jagung. Jika kita melakukannya dengan senang hati, insyaallah pahala juga akan mengalir. Pasti.

Di manapun kita menghabiskan Ramadan, beribadah jangan pernah bosan! Dan tetaplah menebar kebaikan!

***

AYAT OF THE DAY

AL-BAQARAH: 186



 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada-Ku tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.


Bicara tentang ayat mengenai puasa, yang terpikirkan pasti 3 ayat beruntun di surah Al-Baqarah. Ayat 183, 184, dan 185. Ayat-ayat yang mewajibkan puasa, keringanan bagi musafir dan orang sakit, hingga keutamaan bulan Ramadan, bulan turunnya Alquran. Tapi tahukah, satu ayat setelah itu tidak kalah indahnya?

Dimulai dari kalimat, Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada-Ku tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Ayat ini memberitahukan kepada kita bahwa sesungguhnya Allah SWT. Sangat dekat dengan hamba-Nya. Bahkan dalam ayat lain dijelaskan bahwa Allah lebih dekat daripada urat leher manusia (QS. Qaf: 16). Saking dekatnya, dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan Anas bin Malik, Allah berfirman, “Aku sesuai dugaan hamba-Ku mengenai diriKu, dan Aku selalu bersamanya jika dia berdoa kepadaKu.”

Potongan selanjutnya ayat tersebut adalah Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Dari terjemahan ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa Allah pasti mengabulkan setiap doa yang sampai kepadaNya. Ada tiga cara Allah mengabulkan doa: Pertama, akan segera Allah kabulkan doanya. Kedua, Allah akan kabulkan di lain waktu. Dan yang ketiga, Allah ganti dengan apa yang lebih baik (HR. Ahmad, dengan sanad hasan). Kedua potongan ayat tersebut menegaskan bahwa Allah SWT. begitu dekat dengan hambaNya. Dia tidak akan mengecewakan siapapun yang berdoa kepadaNya, tidak ada sesuatu pun yang menyibukkanNya, dan Dia akan selalu mengabulkan semua doa hambaNya. Ayat tersebut juga merukapan seruan, anjuran, dan arahan agar selalu berdoa kepada Allah.

Potongan ayat terakhir berbunyi Hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. Potongan ayat ini seakan-akan menjadi syarat dari potongan ayat sebelumnya. Ya, Allah akan mengabulkan setiap doa hambaNya, asalkan hamba tersebut beriman, mengerjakan perintah, dan menjauhi larangan yang telah ditetapkan Allah. Selain itu, ayat ini juga menjelaskan adab berdoa. Dimana ketika kita berdoa harus bersungguh-sungguh, yakin akan dikabulkan, hati tidak boleh lalai, dan tidak meminta dengan tergesa-gesa.

Satu hal mengenai ayat ini. Sadarkan kalian, bahwa ayat ini terletak setelah, bahkan di antara ayat mengenai puasa? Jika kita menengok ayat setelahnya, ayat 187 masih berbicara mengenai puasa. Bukankah itu artinya Allah menjadi lebih dekat lagi dengan kita saat bulan Ramadan ini? Dan bukankah itu bermakna doa-doa akan lebih terdengar dan dikabulkan? Sebuah hadis menyatakan bahwa ada tiga macam orang yang doanya tidak akan ditolak, salah satunya adalah doa orang yang berpuasa hingga berbuka. Maka berdoalah, niscaya Allah akan kabulkan.

Sumber: Mudah Tafsir Ibnu Katsir, penerbit Maghfirah Pustaka

You May Also Like

0 comments