Sekilas Tentang Iqro
Berhubung di postingan sebelumnya aku menyinggung film Iqro, ada baiknya aku menceritakan juga sedikit dari film yang berdurasi 97 menit ini.
Pertama kali aku melihat banner film Iqro adalah saat acara visit campus Axiora ke ITB, Desember 2016. Saat itu aku sedang berjalan menuju tempat wudhu di Masjid Salman, dan mataku menangkap beberapa banner yang terpajang di sekitar area Salman.
Aku tidak begitu memperhatikannya, karena pada waktu itu aku sedang terburu-buru. Hanya saja, aku sempat melihat tanggal tayang film tersebut, yaitu 26 Januari 2017. Sempat terlintas untuk menontonnya, namun aku hiraukan pikiran itu. Kayak bakal tayang di Teko (Teras Kota) saja, batinku.
Qadarullah, aku berkesempatan menonton film Iqro
di tempat aku melihat banner film ini, Masjid Salman ITB, bahkan dengan
cuma-cuma, saat Ramadan lalu. Berawal dari acara Inspirasi Ramadan yang tidak
dapat dilaksanakan dikarenakan pembicara yang tidak hadir, acara pada sore itu
diganti dengan nonton bareng film Iqro.
***
Film Iqro; Petualangan Meraih Bintang merupakan film pertama yang dihasilkan oleh
kolaborasi antara YPM Salman ITB dan Salman Film Academy, sekaligus film pertama
di Indonesia yang diproduksi oleh masjid (seperti yang telah kusebutkan pada postingan sebelum ini). Film ini mengisahkan tentang seorang anak bernama Aqila yang
sangat ingin mengamati Pluto untuk tugas liburannya di Observatorium Bosscha,
Lembang. Kakeknya merupakan astronom di observatorium tersebut. Sang kakek
(biasa dipanggil Opa) membolehkan cucunya untuk mengamati Pluto lewat teleskop
terbesar Bosscha, dengan syarat Aqila harus belajar mengaji dan melancarkannya.
Alur
cerita film ini sederhana. Klimaksnya adalah saat Opa tidak dapat memenuhi
janjinya pada Aqila karena Observatorium Bosscha akan ditutup sebab polusi
cahaya dan pembangunan hotel. Jelas saja, karena film ini memang film keluarga.
Anak kecil yang menontonnya pun tidak akan merasa kesulitan memahimi ceritanya.
Film Iqro
menitikberatkan pada sains dan Alquran. Lima menit pertama pembuka film ini
kita disuguhkan adegan Opa yang sedang menjelaskan tata surya di depan audiens di
dalam ruangan persis dengan tempat yang pernah aku (dan teman-teman Axiora
tentunya) kunjungi saat studi kolaboratif ke Observatorium Bosscha kelas XI
lalu. Bukan soal itu, melainkan dalam adegan tersebut Opa menyebutkan ayat yang
menjadi ikon dari film ini, Ali Imran ayat 190. Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. Hal itu membuatku tertegun.
Demi bisa
meneropong Pluto dengan teropong terbesar Bosscha, Aqila semangat mengikuti
pesantren kilat yang diadakan di musholla dekat rumah kakeknya. Awalnya mungkin
terpaksa, namun lama kelamaan ia menikmatinya. Buku legendaris masa kecil–Iqro
pun ia habiskan dalam waktu singkat. Puncaknya adalah Aqila (dan satu teman
laki-laki cukup bandel, yang cukup menghibur dalam film tersebut) mewakili desa
kakeknya mengikuti lomba mengaji, sekaligus menjadi pembuktian pada sang kakek
bahwa ia telah lancar mengaji.
Film ini
seakan menyadarkanku akan pentingnya ilmu pengetahuan, yang membuatku harus
semakin semangat dalam berjihad mempelajari ilmu-ilmu Allah. Film yang
sederhana, namun sarat akan makna. Membuat mataku berkaca-kaca mengetahui
rahasia ilmu pengetahuan dalam kalamNya.
Bendungan
air mataku pecah saat mendengar backsound pengiring kredit film. Jika di
awal film kita didengarkan ayat Alquran, maka di akhir film doa khotmil Qur’an
lah yang ditampilkan. Allaahummarhamnaa bil qur’an-nya Muzammil
Hasballah mampu membuat sebagian penonton meneteskan air mata haru. Bulu kudukku
merinding mendengarnya.
Pada
akhirnya, aku sungguh menyarankan kalian untuk menonton film Iqro.
Jangan cuma menonton film horor, apalagi cinta menye-menye. Sekali-kali,
tontonlah film yang membuat kalian semakin mencintai ilmu dan Alquran. Insyaallah
menonton film seperti itu akan mendapatkan pahala, hehe.
Namun
sayang, pasti sulit mendapatkan film tersebut, bahkan yang bajakannya sekalipun.
Tapi jangan khawatir, akan ada sekuel dari film Iqro ini yang berjudul Iqro
2. Aku bahkan sudah menonton trailer-nya lho, hehe. Sekedar
bocoran, setting film Iqro 2 bertempat di luar negeri, dengan
Aqila yang sudah tumbuh menjadi remaja. Tenang saja. Bila aku mendapat info
kapan film tersebut akan tayang, insyaallah akan aku sebarkan kepada
kalian. Jadi, tunggu film Iqro 2 di bioskop-bioskop kesayangan
Anda, ya!
(Ssst! Ternyata, film Iqro akan dibuat novel!)
Bonus! Trailer film Iqro:
Sekalian deh, beberapa cuplikan dari trailer film Iqro 2 (diambil dari fanpage Facebook Film Iqro):
![]() |
Mungkin saja manusia bisa tinggal di planet lain, Tapi apakah manusia sudah cukup dalam menjaga air, tanah, dan udara yang disediakan Allah di bumi ini? |
0 comments