Sekilas Tentang Iqro

by - July 14, 2017



Berhubung di postingan sebelumnya aku menyinggung film Iqro, ada baiknya aku menceritakan juga sedikit dari film yang berdurasi 97 menit ini.

Pertama kali aku melihat banner film Iqro adalah saat acara visit campus Axiora ke ITB, Desember 2016. Saat itu aku sedang berjalan menuju tempat wudhu di Masjid Salman, dan mataku menangkap beberapa banner yang terpajang di sekitar area Salman.

Aku tidak begitu memperhatikannya, karena pada waktu itu aku sedang terburu-buru. Hanya saja, aku sempat melihat tanggal tayang film tersebut, yaitu 26 Januari 2017. Sempat terlintas untuk menontonnya, namun aku hiraukan pikiran itu. Kayak bakal tayang di Teko (Teras Kota) saja, batinku.

Qadarullah, aku berkesempatan menonton film Iqro di tempat aku melihat banner film ini, Masjid Salman ITB, bahkan dengan cuma-cuma, saat Ramadan lalu. Berawal dari acara Inspirasi Ramadan yang tidak dapat dilaksanakan dikarenakan pembicara yang tidak hadir, acara pada sore itu diganti dengan nonton bareng film Iqro.

***

Film Iqro; Petualangan Meraih Bintang merupakan film pertama yang dihasilkan oleh kolaborasi antara YPM Salman ITB dan Salman Film Academy, sekaligus film pertama di Indonesia yang diproduksi oleh masjid (seperti yang telah kusebutkan pada postingan sebelum ini). Film ini mengisahkan tentang seorang anak bernama Aqila yang sangat ingin mengamati Pluto untuk tugas liburannya di Observatorium Bosscha, Lembang. Kakeknya merupakan astronom di observatorium tersebut. Sang kakek (biasa dipanggil Opa) membolehkan cucunya untuk mengamati Pluto lewat teleskop terbesar Bosscha, dengan syarat Aqila harus belajar mengaji dan melancarkannya.

Alur cerita film ini sederhana. Klimaksnya adalah saat Opa tidak dapat memenuhi janjinya pada Aqila karena Observatorium Bosscha akan ditutup sebab polusi cahaya dan pembangunan hotel. Jelas saja, karena film ini memang film keluarga. Anak kecil yang menontonnya pun tidak akan merasa kesulitan memahimi ceritanya.

Film Iqro menitikberatkan pada sains dan Alquran. Lima menit pertama pembuka film ini kita disuguhkan adegan Opa yang sedang menjelaskan tata surya di depan audiens di dalam ruangan persis dengan tempat yang pernah aku (dan teman-teman Axiora tentunya) kunjungi saat studi kolaboratif ke Observatorium Bosscha kelas XI lalu. Bukan soal itu, melainkan dalam adegan tersebut Opa menyebutkan ayat yang menjadi ikon dari film ini, Ali Imran ayat 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. Hal itu membuatku tertegun.

Demi bisa meneropong Pluto dengan teropong terbesar Bosscha, Aqila semangat mengikuti pesantren kilat yang diadakan di musholla dekat rumah kakeknya. Awalnya mungkin terpaksa, namun lama kelamaan ia menikmatinya. Buku legendaris masa kecil–Iqro pun ia habiskan dalam waktu singkat. Puncaknya adalah Aqila (dan satu teman laki-laki cukup bandel, yang cukup menghibur dalam film tersebut) mewakili desa kakeknya mengikuti lomba mengaji, sekaligus menjadi pembuktian pada sang kakek bahwa ia telah lancar mengaji.

Film ini seakan menyadarkanku akan pentingnya ilmu pengetahuan, yang membuatku harus semakin semangat dalam berjihad mempelajari ilmu-ilmu Allah. Film yang sederhana, namun sarat akan makna. Membuat mataku berkaca-kaca mengetahui rahasia ilmu pengetahuan dalam kalamNya.

Bendungan air mataku pecah saat mendengar backsound pengiring kredit film. Jika di awal film kita didengarkan ayat Alquran, maka di akhir film doa khotmil Qur’an lah yang ditampilkan. Allaahummarhamnaa bil qur’an-nya Muzammil Hasballah mampu membuat sebagian penonton meneteskan air mata haru. Bulu kudukku merinding mendengarnya.

Pada akhirnya, aku sungguh menyarankan kalian untuk menonton film Iqro. Jangan cuma menonton film horor, apalagi cinta menye-menye. Sekali-kali, tontonlah film yang membuat kalian semakin mencintai ilmu dan Alquran. Insyaallah menonton film seperti itu akan mendapatkan pahala, hehe.

Namun sayang, pasti sulit mendapatkan film tersebut, bahkan yang bajakannya sekalipun. Tapi jangan khawatir, akan ada sekuel dari film Iqro ini yang berjudul Iqro 2. Aku bahkan sudah menonton trailer-nya lho, hehe. Sekedar bocoran, setting film Iqro 2 bertempat di luar negeri, dengan Aqila yang sudah tumbuh menjadi remaja. Tenang saja. Bila aku mendapat info kapan film tersebut akan tayang, insyaallah akan aku sebarkan kepada kalian. Jadi, tunggu film Iqro 2 di bioskop-bioskop kesayangan Anda, ya!

(Ssst! Ternyata, film Iqro akan dibuat novel!)

Bonus! Trailer film Iqro:
 

Sekalian deh, beberapa cuplikan dari trailer film Iqro 2 (diambil dari fanpage Facebook Film Iqro):

Mungkin saja manusia bisa tinggal di planet lain,
Tapi apakah manusia sudah cukup dalam menjaga air, tanah, dan udara yang disediakan Allah di bumi ini?

You May Also Like

0 comments