{H-26} – Monokrom
Tidak biasanya aku menyetel radio di mobil, apalagi mendengarkan lagu. Selalu Najla yang menyabotase DVD player di mobil. Namun, karena ini bukan mobilku, aku menurut saja, sambil mendengarkan.
Lembaran foto hitam putih
Aku
tersentak. Lagu itu! Lagu yang dinyanyikan saat wisuda lalu. Tepatnya
saat wisudawan dan wisudawati turun dari panggung Gedung Serba Guna. Dan
sialnya, lagu itu membawa memoriku terbang ke hari-hari sebelum 13 Mei.
Ya. Foto
hitam-putih yang tertera di kartu USBN, UAMBN, bahkan UN menjadi saksi
perjuangan yang telah kita tempuh selama tiga tahun di Insan Cendekia. Hasilnya,
foto hitam-putih lainnya yang tertera di ijazah–yang baru saja (banyak dari)
kita dapatkan–menjadi jawaban atas perjuangan tak kenal lelah yang telah kita lakukan.
Aku coba ingat lagi warna bajumu kala itu
Malam
menjelang 13 Mei. Kita baru kembali ke asrama lewat jam 11 malam. Malam akrab
Axiora terakhir, sebelum wisuda. Doa khotmil Qur’an dipanjatkan sebelum
mulai acara, sebagai rasa syukur setelah lima hari berhasil mengkhatamkan Alquran bil ghoib. Dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan kepada
Bu Evi dan Pak Zein, membuat malam itu penuh haru.
Aku
kembali membuka foto hari itu. Foto wefie seangkatan, dengan Hafi
sebagai tongsisnya. Aku memakai gamis marun, Nuni dengan gamis denimnya,
Atrika sangat soft mengenakan kerudung baby pink dan kemeja
putih, Hani yang terlalu sering memakai kerudung hitam, dan Bu Evi cantik
dengan kerudung pink keunguan. Ketua angkatan kita, Zhofir, mengenakan
kaus lengan panjang bermotif garis-garis. Dan aku mengingatmu, yang kala itu
duduk di samping sang ketua angkatan, memakai baju dengan warna yang sama seperti
Pak Zein, putih.
Kali
pertama di hidupku, manusia lain memelukku
Tentu saja
ini bukan kali pertama aku memiliki teman. Namun, jujur saja, ini kali pertama
aku mempunyai teman yang tidak pernah bosan untuk saling mengingatkan, akan
kebaikan dan kesabaran. Teman yang bahkan ketika salah satu dari kita sudah
tidak bersama lagi di Insan Cendekia, masih diundang untuk merayakan hari jadi
Axiora.
Di mana
pun kalian berada
Kini, masing-masing
dari kita mulai melebarkan sayap, menempuh salah satu jalan menuju surga Allah
di berbagai macam tempat. Dari mulai Jambi hingga Jepang, juga Mesir hingga
Malang.
Kukirimkan
terima kasih
Terima
kasih, teman-teman. Atas rangkulanmu, nasihatmu, dukunganmu, serta doamu. Terima
kasih juga, untuk para guru yang tak pernah lelah mengajarkan kami berbagai
ilmu dan mendidik kami agar menjadi manusia yang bermanfaat nantinya.
Dan terima
kasih juga untuk... dirimu. Untuk sejuta alasan yang tidak dapat kusebutkan.
Untuk
warna dalam hidupku dan banyak kenangan indah
Mulai
kenalan pertama saat matrikulasi, capek bersama saat PTS, mulai menyatukan
kelas di Gakic, pusing bersama mengurusi Cordoba, stukol ke Yogya, memutar otak
saat Lazemmour, merayakan Ramadan bersama i-Fun 1436 H., sampai bersenang-senang
di Astara.
Menjadi pemegang
kendali OSIS, latihan kemimpinan di Cidahu, bahu membahu di Sonic Lingustic dan
i-Care, drama fikih yang melegenda, mengadakan AXARA Cup, berteriak-teriak di
Trans Studio Bandung, merasakan kehidupan sederhana saat homestay, hingga
teror biologi Bu Etty.
Memperjuangkan
Matsama Al-Kautsar, LPJ yang diterima dua kali, menampilkan tari cebol
saat milad Axiora yang kedua, sibuk intensif dan BK, insiden bakar jagung
gedung F, ARA’s night bersama Bu
Evi, mulai mengurusi baju wisuda dan BTS, seminar karir, naik kapal ke Lampung,
keliling dunia bersama The Voyage, ujian dan ujian, nyanyian “Taaaman Bunga
Nusantara!”, seru-seruan di Avelasca, juga kebersamaan lainnya yang
menghabiskan waktu tiga kali puasa dan tiga kali lebaran (Idul Adha).
Kau
melukis aku
Semua
memori yang telah kusebutkan, insyaallah tersimpan rapi dalam sebuah
kotak satu terabyte bernama Blu’s Clues. Hardisk yang sering banget dipinjam
sebelum acara angkatan–baik angkatan sendiri ataupun angkatan lain, dibutuhkan
saat LPJ, bahkan diperlukan untuk lampiran kegiatan sekolah ketika mengikuti lomba
sekolah sehat.
Sekadar
informasi, kumpulan foto dan video kita selama 3 tahun, memakan 506 gigabyte di
hardisk-ku, yang berisikan lebih dari 65.000 fail foto dan video. Ini hampir
lima kali lipat besarnya daripada koleksi film dan drama yang juga tersimpan dalam
Blu’s Clues. Super, bukan?
Lembar
monokrom hitam putih
Aku
coba ingat warna demi warna di hidupku
Tak
akan kumengenal cinta
Bila
bukan karena hati baikmu
Cinta apapun
yang kurasakan, aku mensyukurinya.
0 comments