Petualangan Meraih Bintang

by - July 14, 2017

“Mengapa makin ke sini makin banyak orang yang tidak mencintai ilmu pengetahuan?” tanya seorang Kakek pada cucu perempuannya.

Aqila, sang cucu, hanya bisa duduk dan terdiam.


“Padahal, Allah sudah menyuruh manusia untuk membaca apa yang ada di alam semesta, seperti yang terdapat dalam firmanNya; Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (QS. Ali Imran: 190),” lanjut sang Kakek.

***

Itulah sedikit cuplikan dari film layar lebar berjudul Iqro’; Petualangan Meraih Bintang yang kutonton saat di Salman lalu. Ya, film ini diproduksi oleh YPM Salman ITB, dan merupakan film pertama yang digarap oleh sebuah masjid. Pastinya film ini bertema religi. Namun, bukan seperti kebanyakan film religi di Indonesia yang membahas tentang cinta dan menikah, film ini menceritakan tentang pentingnya mencari ilmu.

Seperti ayat Alquran yang pertama kali turun, iqro’. Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Sang Kakek, dalam film tersebut menuturkan, bahwa yang dimaksud dengan iqro’ adalah tiga hal. Membaca apa yang terdapat dalam Alquran, membaca apa yang terjadi di alam semesta, dan membaca apa yang ada dalam diri manusia. Yang intinya, Allah menyuruh kita, sebagai makhluk ciptaanNya yang peling cerdas dan berhak menjadi khalifah di bumi, untuk belajar dan mencari ilmu.

Betapa pentingnya mencari ilmu, hingga Rasulullah SAW. dalam haditsnya berkata, ”Tuntulah ilmu dari buaian hingga liang lahat,” dan “Tuntulah ilmu hingga ke negeri Cina.” Sungguh, betapa mulianya para pencari ilmu. Bahkan, seorang tholabul ‘ilmi disamakan dengan mujahid yang berjuang di jalan Allah. Karena barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.

Sumber dari segala ilmu terdapat dalam kitab suci yang telah turun lebih dari 1400 tahun yang lalu, Alquranul karim. Seperti pada surah Ali Imran ayat 190 di atas, Allah menyinggung tentang penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam yang menjadi dasar ilmu astronomi. Ilmu-ilmu lain yang terdapat dalam Alquran pun tidak terhitung jumlahnya. Yang pernah kubaca (dari terjemahan Alquran saja), ada yang menyebutkan tentang pertumbuhan tanaman, perkembangan manusia dalam rahim, hingga turunnya hujan.

Itu baru dalam bidang sains. Selain itu, Alquran juga merupakan sumber hukum. Ilmu sosial dan muamalah pun tidak luput dijelaskan dalam Alquran. Maka dari itu, tidak dapat dinafikkan bahwa segala ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini tidak bisa dipisahkan dengan Alquran.

Orang-orang berakal (ulil albab) yang disebutkan dalam QS. Ali Imran: 190 merupakan sekelompok manusia yang berjuang mencari ilmu Allah dan memahami tanda-tanda kebesaranNya. Kurasa, hal tersebut pasti berhubungan dengan ayat setelahnya. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. Jika kita telah mencari dan mendapatkan ilmu, sepatutnya kita akan semakin mengingat Allah, bahkan dalam keadaan apapun. Karena semua tanda kuasa yang Allah tunjukkan, akan menghantarkan kita pada suatu fakta bahwa Allah tidak menciptakan semua yang ada di alam semesta ini dengan sia-sia. Dan sekali lagi, hanya orang yang berakal lah yang dapat memahami ini. Maka, orang-orang berakal pun kemudian berdoa agar dijauhkan dari segala hal yang dapat menjerumuskan mereka pada kesia-siaan dan membawa mereka menemui azab neraka.

Satu hal yang kurenungkan. Mungkin inilah salah satu alasan kaligrafi yang terpasang di Masjid Ulil Albab di Insan Cendekia memampang ayat ini, dimulai dari QS. Ali Imran ayat 189 hingga 191. Memuji dan mengesakan Allah, mencari dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah, dan semakin tunduk dan patuh kepada Allah. Masyaallah, aku merinding membayangkannya.

Film Iqro’ menyadarkanku bahwa semakin kita mempelajari Alquran, seharusnya semakin semangat kita dalam mempelajari ilmu-ilmu Allah yang lain. Alquran barulah pintu masuk akan luasnya ilmu Allah, juga sebagai pengingat dan jalan hidup kita sebagai umat Nabi Muhammad. Semakin jatuh cinta pada Alquran, akan semakin cinta pula kepada penulisnya, dan akan menuntun kita pula menyibak tanda-tanda kekuasaan Allah yang masih sedikit sekali tersentuh. Seperti Aqila, dengan bangga ia berkata pada kakeknya, “Aku nggak pernah menyesal belajar Alquran!”


Sekedar pengingat diri sendiri, untuk menghadapi dunia kuliah yang tidak akan lama lagi.

You May Also Like

0 comments