­

Irsya Fatturrahman, Sibuk Cari Belalang, Namun Tetap Semangat Menambah Hafalan

by - December 30, 2015


Tangannya sibuk mengaduk-aduk kolam kecil berisi genangan air, dengan menggunakan tongkat kayu. Sesekali ia masukkan jemarinya ke dalam kolam. Lama tidak beranjak dari tempatnya, kakak perempuan dari anak tersebut berteriak, "Dede, hafalan Dede! Nanti Kakak bilangin Bunda ya! Nggak temen loh,"

Anak laki-laki itu, yang biasa dipanggil Irsya, tetap tak bergeming. Malah ia semakin asyik menelusuri rerumputan di sekelilingnya, mencari belalang.

Akhirnya, Irsya datang ke aula setelah musyrifnya, Ustad Teddy, memanggilnya. Irsya duduk di hadapan Ustad Teddy. Dibukanya Alquran yang sudah tidak bersampul lagi pada surah Al-Baqarah, memasuki juz 2. Ustad Teddy membacakan ayat yang akan dihafal Irsya, kemudian Irsya mengulanginya. Perlahan, hingga 2 ayat terselesaikan.

Muhammad Irsya Fatturrahman Al-Gazali, adalah murid kelas 2 SDIT Nurul Ilmi, yang sayangnya aku lupa tempatnya dimana. Bocah laki-laki ini hobi bermain. Malah, ia lebih sering bermain bersama bocah-bocah cilik perempuan dibanding sesama laki-laki, terlebih saat pencarian belalang.

Irsya sangat hebat. Irsya sudah hafal 6 juz. Ketika ditanya, "Irsya, juz berapa aja yang dihafal?" Ia menjawab, "Dari An-Nas sampai Al-Ahqaf (juz 26), habis itu langsung ke Al-Baqarah."

Masyaallah. Anak kelas 2 SD lho. Kayaknya, aku masih belum hafal An-Naba waktu seumuran Irsya.

Ketika ditanya lagi, "Irsya dari kapan mulai menghafal Alquran?" Ia menjawab, "Dari umur 2 tahun, sama Bunda."

Ditanya kembali, "Cara menghafalnya gimana?" Dengan mantap ia menjawab, "Dengarkan, lalu ulangi." Maksudnya adalah dengan metode talaqqi, metode menghafal Alquran dengan mendengarkan bacaan seseorang, lalu kita ikuti.

Irsya anak yang sangat aktif, tidak segan bila ditanya. Bahkan sama teman-temannya yang umurnya jauh di atasnya.

Irsya selalu mencoba hal baru. Seperti di saat acara tasmi' dan penutupan TAA 2015, ia penasaran dengan kamera yang kupakai. Irsya ingin meminjamnya. Aku pun meminjamkan padanya, setelah sebelumnya mengajari Irsya dasar-dasar cara memakai kamera Nadhira yang serba manual.


Irsya memotret apa saja, walau terkadang tidak jelas. Ia sering mengeluhkan hasil fotonya yang blur, dan aku mengingatkannya berkali kali untuk memainkan fokus lensanya. Rasanya senang sekali melihat anak kecil mencoba mengoperasikan dan belajar memotret. Hehehe.


Dan tahukah kalian, Irsya pernah menjadi peserta Hafizh Indonesia, yang biasa tayang saat Ramadhan di salah satu stasiun televisi swasta. Aku tidak tahun tahun berapa. Tapi yang jelas, ia satu angkatan dengan Musa, hafizh 30 juz di usia belia. Itu pun berita dari orang-orang.

Yang lebih hebat lagi, Ust. Purwanto berkata bahwa Irsya pernah menjadi imam di Masjid Nabawi. Karena penasaran, salah satu temanku bertanya padanya, "Irsya, beneran kamu pernah jadi imam Masjid Nabawi?"

Dan dengan polosnya ia menjawab, "Pernah. Jadi imam sholat tahajud." Wallaahua'lam, masyaallah.

Walau hobi bermain, semangatnya menghafal Alquran tak pernah padam. Ia selalu antusias bila ditalaqqi oleh Ustad Teddy. Semangatnya dalam menghafal patut ditiru oleh kita, apalagi yang berumur jauh di atas Irsya. Jadikan ia sebagai inspirasi, juga motivasi untuk kita mempelajari alam Ilahi. Barakallah, Irsya.


You May Also Like

0 comments