Ayat-Ayat Cinta 2, Hadiah Pantas Atas Usainya UAS
Kamis, 3 Desember 2015.
Aku melangkahkan kaki keluar dari kelasku dengan perasaan bahagia—ya ampun, UAS selesai! Aku berkata lirih dalam hati. Setelah melewati 10 hari perjuangan, akhirnya berakhirlah Ujian Akhir Semester 1 tahun ajaran 2015/2016.
Pikiranku saat ini hanya satu. Meminta Pak Dayun membuka lab komputer lantai 1, hitung-hitung refreshing. Banyak yang ingin aku jelajahi. Namun sayang, Pak Dayun tidak bersedia membuka lab komputer dengan dalih sedang disetting untuk tryout UN berbasis komputer kelas XII.
Aku sedikit kecewa.
Dan pelarianku selanjutnya adalah pos satpam. Aku yakin, paket itu sudah tiba.
Benar saja, tak sulit mencari baramg berbentuk kotak dan dibungkus dengan kertas cokelat dengan nama penerima Nadhira KA. Senyumku semakin mengembang. Segera aku berlari ke depan Kopinma san membuka bungkusnya. 2 buah buku terlihat dalam pandanganku.
"Aaaa akhirnya sampai! Aaaaaa!" jeritku histeris.
Azmi dan Krisma, yang sedari tadi duduk di depan Kopinma, terlonjak kaget.
"Apa yang sampai Dhir?" tanya Krisma.
Sambil menunjukkan—sedikit memamerkan kedua bukuku, aku menjawab, "Novel Ayat-Ayat Cinta 2. Ada tanda tangan Kang Abik-nya lho."
Dengan senyuman yang mengembang, aku berlari-lari kecil menuju asrama. Sesampainya di kamar, aku tak kuasa untuk berteriak, hingga membangunkan Fitri yang tengah terlelap.
Fitri juga berteriak. Berteriak kegirangan karena ialah yang paling antusias terhadap sekuel novel Ayat-Ayat Cinta ini. Fitri juga membantu menyampul kedua bukuku. Tepat setelah Dzhuhur, novel yang tebalnya mengalahkan Kamus Inggris-Indonesia milikku siap dibaca.
Dalam waktu 12 jam, novel Ayat-Ayat Cinta 2 sudah kulalap habis. Itu pun terpotong makan, tidur, dan lainnya.
Karena postingan ini bukan resensi buku, jadi aku tidak akan menulis ringkasannya di sini. Silakan baca sendiri novelnya, hehe.
Seorang Fahri Abdullah mencontohkan bagaimana menjadi tetangga yang baik, walau tinggal di lingkungan mayoritas non-muslim.
Fahri juga membuatku terhenyak. Dengan segala kekayaan yang ia miliki, tak membuat ia tinggi hati. Malah, dengan senang hati menolong kakak beradik beragama Nasrani. Dengan ikhlas ia menggelontorkan dana beratus ribu poundsterling untuk membantu sesama manusia.
Novel Ayat-Ayat Cinta 2 membantah tuduhan para pengidap Islamofobia bahwa Muslim adalah teroris. Fahri menolong orang tanpa pandang agama. Bahkan, seorang nenek Yahudipun ditolong olehnya. Fahri tidak pernah marah kepada tetangganya, justru ia memerhatikan kondisi tetangganya di komplek rumahnya, di kawasan Edinburgh, Skotlandia.
Satu yang terpenting. Fahri juga menunjukkan bagaimana cara menjadi suami yang baik. Romantisme yang didasari cinta kepada Yang Maha Pemilik Cinta, membuat siapa saja yang membacanya berdesir hatinya, mengharapkan Allah sisakan satu manusia seperti Fahri Abdullah untuknya. So, buat para calon suami, novel ini bisa menjadi rujukan, hehehe.
0 comments