­

Perjuangan Para Penjaga Alquran dari Ranah Insan Cendekia

by - December 28, 2015

Sebelum memulai tulisan ini, terlebih dahulu kuucapkan terima kasih kepada kawan-kawan seperjuangan dan teman-teman satu angkatan yang telah membantu penulisan postingan ini.

Pertama, aku berterima kasih atas semangat tanpa lelah dalam membaca, menghafal, dan berusaha mengajarkan Alquran yang ada pada diri kalian. Secara tak sadar, kalianlah yang menjadikan kebiasaan membaca Alquran menular padaku.

Kedua, untuk saudari Himmaty Muyassaroh yang selalu memberi semangat padaku untuk menghafal. Bahkan, pesan terakhirnya sebelum liburan datang yang selalu kuingat, "Nadhira, jangan lupa olahraga sama nambah hafalan."

Ketiga, saudari Faliha Alya Maulida, teman seperjuangan pecinta Masjid Ulil Albab, terlebih bagian pojok kiri belakang dekat rak Alquran. Tak pernah sekalipun kau lewatkan waktu seusai sholat tanpa membaca Alquran, yang membuatku iri—dan insyaallah ini tidak apa. Rajinmu murojaah dan menghafal memacu semangatku untuk melakukan hal serupa.

Terakhir, aku berterima kasih kepada para penjaga Kalamullah lainnya yang tabpa lelah memotivasiku memahami dan memaknai surat cinta dariNya. Hafizh dan hafizhah, jaga hafalanmu, ajarkan isinya, dan kerjakan apa yang diperintahkanNya.


Menghafal di Insan Cendekia, jujur, sangatlah sulit. Seorang Nailatul Hana pun mengakuinya. Entah karena aktivitas harian yang padat atau mungkin karena kita tidak meluangkan waktu untuk Alquran, menambah hafalan barang satu halaman pun susah.

Namun, Allah selalu memudahkan hambaNya, bila ia berusaha. KasihNya mengalahkan beratnya menghafal yang kita lakukan. Betapa nikmatnya menghafal dan mempelajari Alquran, di bumi Insan Cendekia.

Setelah satu setengah tahun hidup di Insan Cendekia, aku mulai bisa menemukan pola menghafal sekaligus murojaahku. Dan kini, aku akan memberikan tips menghafal Alquran di Insan Cendekia, bersumber dari pengalaman Saudari Himmaty Muyassaroh dan Amatullah Asma Ashilah. Insyaallah tips-tips ini bermanfaat dan dapat digunakan untuk semua kalangan.

1. Gunakan waktu sehari-hari untuk murojaah. Murojaah merupakan salah satu hal penting dalam menghafal Alquran. Tak apalah hafalan hanya 2-3 juz tapi melekat dengan kuat di kepala.
Gunakan waktu sehabis sholat untuk murojaah, dan beri target murojaah setiap waktunya. Misalnya 2 lembar. Jika 2 lembar yang dimurojaahkan tersebut dirasa masih kurang lancar, ulangi lagi hingga kesalahan yang dilakukan adalah nol. Insyaallah tidak membutuhkan waktu yang lama, kok. Bila ada 5 kali sholat berjamaah di masjid, dan ditambah sholat Duha, satu hari kita bisa memurojaah satu juz, alhamdulillah.
Dan tentu saja, bagi yang mempunyai hafalan lebih banyak, jumlah lembar yang menjadi target murojaah harus lebih banyak pula.

2. Jangan dulu menambah hafalan baru bila hafalan yang kita punya belum benar-benar melekat. Ini juga merupakan tamparan dan peringatan buatku. Ingat, apa yang pernah kita hafal akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Lalu, kalau terus-terusan murojaah, kapan menghafalnya dong?

3. Gunakan waktu UAS untuk menambah hafalan. Serius. Mungkin masa UAS terlihat sibuk, namun waktu untuk berdiam di masjid lebih banyak. Saat UAS, tak ada belajar malam setelah sholat Maghrib. Di saat seperti itulah kita bisa menambah hafalan. Atau mungkin sehabis sholat Dzuhur. Karena jam 12:45 tidak lagi masuk kelas, tak ada alasan untuk tidak menambah hafalan setelah sholat tersebut. Tak perlu banyak-banyak menghafal, 3 ayat sampai setengah halaman pun cukup—kecuali kalau yang dihafal Al-Baqarah: 282, hehe.

4. Waktu luang seusai UAS lebih banyak lagi. Daripada menggabut ria tidur di asrama, lebih baik berkhalwat syahdu dengan kalamNya. Tempat menghafal bisa dimana saja. Namun, tempat terbaik dan ternyaman untuk menghafal tentulah masjid. Setelah asmaul husna Subuh, jangan buru-buru cabut ke kantin kemudian sarapan. Cobalah sekali-kali terjebak dalam buaian ayat-ayatNya hingga tak sadar waktu menunjukkan pukul 6.

5. Lebih baik lagi, luangkan sedikit waktu luang saat liburan untuk menghafal. Sedikit saja. Jangan mentang-mentang handphone di tangan kemudian lupa sama Alquran. Coba juga sekali mengikuti camp tahfizh saat liburan. Insyaallah, liburan kita tidak akan sia-sia. Apalagi, menikmati suasana baru saat liburan dan bertemu banyak kawan dari berbagai generasi (soon to be posted).

6. Jika hafalan-hafalan kita sudah benar-benar mutqin (melekat), tidak ada salahnya menambah hafalan di hari-hari biasa. Tidak perlu banyak-banyak, cukup 1-2 ayat perhari. Insyaallah mudah, dan menghafalnya pun tidak membutuhkan waktu lama. Setelah menghafal ayat baru tersebut, ulangi terus sepanjang hari.
Seperti kata pepatah, sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit. Bila kita menghafal 2 ayat perhari, bukan tidak mungkin kita bisa menghafal 1 halaman seminggu. Bila 1 juz ada 20 halaman, dalam 20 minggu kita bisa menghafal 1 juz. 1 semester 1 juz, insyaallah.

7. Karena tempat terbaik untuk menghafal adalah masjid, maka rajin-rajinlah pergi ke masjid. Usahakan dari mulai sholat Subuh sampai Isya kita dirikan di masjid. Terlebih untuk yang akhwat, karena memang beberapa waktu sholat tidak diwajibkan ke masjid.

8. Last, but not least, keep istiqomah. Cobaan terberat untuk para pejuang penghafal Alquran. Laa takhof, wa laa tahzan. Innallaaha ma'anaa. Sebut namaNya, pinta padaNya agar kita selalu istiqomah dalam menghafal dan menjaga kalamNya. Allah pasti akan membantu.

Mungkin, cuma segini yang bisa aku berikan. Bismillaah, aku sendiri akan mencoba mempraktikannya. Ayo kita berjuang bersama menjadi keluarga Allah SWT, dan berikan mahkota untuk ayah bunda tercinta.

You May Also Like

3 comments