Aku yang Sekarang Bukan Seperti Dulu
"Ya Allah, sedikit lagi,"
"Bu, remedialnya kapan?"
"Nomor ini gimana caranya sih?"
"Yes, ngasalnya bener!"
Begitulah macam-macam ekspresiku setelah menghadapi ulangan, terlebih pada mata pelajaran menyenangkan sekaligus menakutkan, bernama matematika.
Aku yang sekarang, bukan seperti dulu. Dahulu, dengan mudahnya aku meraih nilai diatas 90 pada mata pelajaran matematika. Tak perlu belajar keras, nilai 95 sudah ditangan. Pun dengan mata pelajaran lainnya. Walaupun aku tak begitu suka mata pelajaran IPS, nilai yang kudapatkan tak kurang dari 80.
Ya, itu dulu. Jauh sebelum aku berseragam putih abu-abu. Jauh sebelum aku menginjakkan kaki di bumi Insan Cendekia.
Sebenarnya, belajar di sekolah ini, tak ubahnya dengan belajar di sekolah lainnya. Guru mengajar, murid menanya, guru membuat soal, murid menjawab. Terlihat simpel. Namun, entah mengapa, belajar di Insan Cendekia, -terlihat- lebih sulit. Matematika, sudah pasti. Fisika, kadang-kadang. Biologi, kelas 10 ini masih lumayan. Kimia, semester 2 cukup memusingkan. B. Indonesia, selalu menjebak. B. Arab, duh aku bukan lulusan madrasah ataupun pesantren. Fiqih, terlihat serupa tapi tak sama. Bahkan penjaskes, benar-benar menguras tenaga.
Matematika. Mata pelajaran satu ini, nilai diatas KKM bisa dihitung jari. Mungkin, satu semester sekali (hehe). Bukan karena aku tak bisa, melainkan membutuhkan pemikiran pemikiran super kreatif dalam memecahkannya. Bukan karena tidak belajar, (kalau rajin) aku bahkan belajar hingga jam 2 malam. Tapi, aku mendapat pelajaran berharga dari mengikuti remedial. Aku tahu dimana letak kesalahanku, supaya aku tak mengulanginya di ujian berikutnya.
Jangan berpikir aku tak pernah dapat nilai bagus pada pelajaran ini. Alhamdulillah, nilaiku melonjak drastis, saat ujian akhir semester. Di semester 1 dan 2, aku mendapat nilai berkepala 9.
Biologi. Mata pelajaran ini sungguh mengasyikkan. Aku tak bohong. Walaupun materi yang berupa hafalan dan pemahaman sangatlah banyak, aku menikmati mempelajari biologi. 5 kingdom dibabat habis dalam 2 semester. Bahkan menghabiskan waktu 3 bulan membahas 9 filum Animalia. Menyenangkan, namun di saat yang bersamaan dapat memusingkan. Biasanya, karena ingatan akan satu materi dan materi lainnya tercampur. Antara skifistoma dan Schistosoma, antara miselium dan mirasidium, antara protozoa dan parazoa. Satu hal yang ditunggu pada pelajaran biologi tak lain tak bukan pasti percobaannya. Mulai dari mengembangbiakkan bakteri, hingga membedah cacing. Dan alhamdulillah, nilai ulangan harian biologiku selalu diatas KKM, walaupun beberapa nilai menyerempet angka 75.
Fisika dan kimia. 2 pelajaran yang bisa kusebut kakak beradik. Karena tak hanya tentang teori, namun banyak hitung menghitungnya. Sebetulnya aku menyukai kedua mata pelajaran ini. Namun, semangat mempelajarinya bergantung pada siapa yang mengajar. Untungnya, di semester 2, aku menyukai metode guru yang mengajar. Walaupun pada ulangan tata nama senyawa dan konsep mol aku remedial, walaupun pada ulangan fluida statis aku nyaris lulus, aku tetap menikmatinya.
Aku bersyukur IC memberlakukan kurikulum 2013 pada tahun ajaranku. Kelas 10 sudah dijuruskan, IPA atau IPS. Jadi, tak perlu lah aku berpusing ria dengan rumus-rumua fisika, nama ilmiah biologi, unsur-senyawa kimia, dan disaat bersamaan menghadapi grafik inflasi ekonomi, penelitian-penelitian sosiologi, hingga arus-arus sungai geografi.
Penjaskes. Pelajaran yang satu ini cukup ditunggu, karena saatnya menghirup udara segar setelah penat belajar di kelas. Bersama guru olahraga yang sudah kuanggap teman, pelajaran ini sangat menyenangkan, walaupun tentunya melelahkan. Mulai dari softball, basket, atletik, tenis meja, hingga senam kesehatan jasmani tak pernah bosan untuk diikuti.
Satu pelajaran lagi yang (mungkin) menjadi mata pelajaran terfavorit seantero Insan Cendekia, pelajaran kesenian! Cukup membawa tas berisi uang untuk jajan, atau menenteng gitar sambil mendendangkannya bersama kawan. Dilaksanakan di akhir pekan, menambah semangat mengikuti pelajaran kesenian setelah 5 hari berkutat dengan buku-buku pelajaran.
Ada 4 mata kesenian di Insan Cendekia, dimana masing-masing siswa hanya boleh memilih 1 mata kesenian, pertahun. Seni lukis, seni musik, seni suara, dan desain grafis. Aku mengikuti kelas desain grafis. Bertempat di laboratorium komputer yang ber-AC, menambah kenyamanan untuk duduk berlama-lama di depan layar monitor. Apalagi internet gratisnya. Disana aku belajar aplikasi Corel Draw, dimulai dari nol. Berbagai desain telah kubuat. Sebut saja desain kartu nama, logo, poster, sampai desain mouse pad pernah aku gambar. Masih pemula, masih harus banyak belajar.
Bicara akademik di IC memang tak ada habisnya. Prestasi dibidang akademik lah yang membuat nama Insan Cendekia melambung di udara. Aku belum ada apa-apanya dibanding mereka yang sudah meraih berbagai macam titel olimpiade. Tapi aku akan berusaha, mengembangkan bakat dan potensiku di sini, di tempat perjuangan ini.
1 comments