Antara Ramadan, Salman, dan Kaleng Khong Guan
Kalimat yang ditulis miring
disadur dari iklan Khong Guan Ramadan 2020 - Sebuah Kenangan Manis.
Salamku pada waktu
Yang sedang temaniku
Di tengah kesendirian yang
membelenggu
Membentang jarak yang tak
dapat bercumbu
Sang waktu singgah bertemu
Dan yang telah berlalu
Yang dalam sekejap laju
Akan ditinggal rindu
Walau pamit tidak berburu
Namun pergi dengan membisu
Juga kepada rasa
Yang tak dapat dilukiskan dengan
kata
Namun tetap bercahaya dalam
gulita
Yang mengawalku melintasi
masa
Sering kutatap memori dalam
alinea
Juga bidikan permata nan kirana
Untaian rindu semakin terasa
Kala kita tak dapat bersua
Puluhan tahun bersamanya
Delusi berdansa terasa lama
Padahal hanya sejauh sandiwara
Tertutup fatamorgana rasa
Namun apa daya
Rasa itu tetap sama
Beragam peran, iya
Aku di sini, sedang kau di
sana
Berganti cara pun tak apa
Selama masih menatap langit
yang sama
Selama hati selalu berirama
Dan selama alunan doa tetap
bergema
Doa untuk semua, agar tetap
baik-baik saja
Aku, kamu, juga kita
Dan Indonesia tercinta
Selalu berada dalam
lindungan-Nya
Tetap silaturahmi itu pasti
Berbagai cara, namun satu
esensi
Menunggu waktu untuk bertemu
kembali
Tetap Khong Guan sampai
nanti
Dekat, erat, bermanfaat menjadi
saksi
Hingga binar penggugah
peradaban akan bersemi
***
Mari belajar dari kaleng Khong
Guan
Terkadang, apa yang kita harapkan
Tidak berisi sesuatu yang lama
diimpikan
Ingin mengambil wafer, rasa
sudah terbayang
Ketika dibuka, alamak! Isinya
rengginang
Rasa pedih itu pasti, tak
dapat dipungkiri
Wafer dan rengginang memang
beda dimensi
Namun satu keyakinan
Keduanya masih bisa dimakan
Dan dinikmati dengan rasa
senang
30 Ramadan 1441 H.
0 comments