­

Sebagian dari Iman

by - December 20, 2017

النَّظَافَةُ مِنَ الْإيْمَانِ

النَّظَافَةُ مِنَ الْإيْمَانِ

النَّظَافَةُ مِنَ الْإيْمَانِ

Kebersihan adalah sebagian dari iman. Kalimat tersebut selalu membayangiku setiap kali aku membersihkan meja samping kulkas. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Kalimat itu lagi yang muncul di benakku setiap kali aku menyapu lantai asrama. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Kalimat itu pula yang seakan menerorku saat aku merapikan sandal depan asrama.

Dan bersamaan dengan itu, sebuah ayat muncul di benakku. Sebuah ayat di surah Al-Hujurat, bukan ayat-ayat yang pernah dihafal saat pelajaran aqidah akhlak semasa madrasah dulu, tetapi satu ayat setelah Allah memerintahkan manusia untuk saling mengenal.


"Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman.” Katakanlah, “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun pahala amalanmu; seseungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 14)

Apa maksudnya Allah mengingatkanku akan hadits tentang kebersihan dan ayat tentang iman dan islam?

Walau sanad dari hadits tersebut adalah dhaif, tapi aku yakin Allah pasti merencakan sesuatu padaku.

Aku mulai berpikir. Menyusun potongan-potongan puzzle dalam benak dan logikaku. Karena aku tidak mempunyai tafsir surah Al-Hujurat, aku merengungkannya ala kadarku saja, dibantu oleh penjelasan Ustad Samsu pada pembinaan aqidah yang telah lalu.

Ah, ya. Sepertinya aku mulai memahaminya.

Jika kebersihan merupakan sebagian dari iman, maka seseorang belum dikatakan beriman bila ia tidak menjaga kebersihan. Begitu, kah?

Betapa kebersihan sangat diagungkan dalam Islam. Mantan ketua YPM Salman ITB, Pak Syarif Hidayat, dalam acara Salman Spiritual Camp (SSC) menegaskan bahwa adab masuk toilet–bahkan masuk masjid sekalipun, bukan membaca doa, melainkan menjaga kebersihan.

Begitu tingginya derajat keimanan. Aku merasa malu bila aku meninggalkan asrama (dalam hal terkecil, kamar) dalam keadaan tidak rapi. Belumlah aku dikatakan beriman kepada Allah, padahal iman berarti kepercayaan. Belumlah iman masuk ke dalam hatiku, apabila aku tak taat perintah Allah dan RasulNya.

Padahal, ibarat sebuah rumah, iman merupakan fondasinya. Bila iman tidak sempurna, kita hanya bisa dikatakan sebagai manusia yang tunduk/Islam (quuluu aslamnaa). Maukah membangun sebuah rumah tanpa fondasi yang kokoh? Hanya sebatas dinding (Islam) dan atapnya (ihsan)?

Bukan sekadar menggurui, apalagi merasa paling suci. Mari sama-sama berbenah diri. Mari berjuang bersama mencapai derajat keimanan dengan hal-hal sederhana yang mudah untuk dilakukan.

Menjaga kebersihan, contohnya. Mulailah dari hal kecil. Mari bersama-sama untuk menaruh sandal dan sepatu di tempat yang telah disediakan dengan rapi. Jangan lupa membuang sampah pada tempatnya. Juga mencuci piring setiap habis makan, dan mencuci peralatan dapur setiap usai masak.

Tak hanya menjaga kebersihan tempat tinggal, menjaga kebersihan diri tak kalah pentingnya. Jangan lupa mandi dua kali sehari. Bila memang pulang kuliah malam hari dan air terlalu dingin untuk mandi, setidaknya berganti baju, mencuci muka, dan menyikat gigi. Bukankah pepatah mengatakan kebersihan pangkal kesehatan?

Aku sendiri pun masih belajar untuk terus meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan. Tegur saja aku bila aku melailaikan. Jangan lupa untuk saling mengingatkan, toh ini juga merupakan kebaikan.

Bukankah menjaga kebersihan itu indah? Dan bukankah Allah itu Indah dan mencintai keindahan?



Catatan: Diri ini hanyalah insan fakir ilmu dan penuh dosa. Karena ini menyangkut ayat Alquran, bila terdapat kesalahan dalam penjelasan, jangan segan-segan untuk mengingatkan. Terima kasih. Wallahu a’lam bisshawaab.

You May Also Like

0 comments