Kenangan dalam Genangan
Genangan air membasahkan ujung
gamisku
Hari sudah gelap, dan aku
masih berjalan menuju rumah
Gara-gara sang angkutan biru kehidupan
tak ada,
Yang katanya lagi berdemo
dengan angkutan sebelah
“Nadhira mau jus?” tanyanya
“Nadhira mau jus?” tanyanya
Aku hanya berkata tidak,
kecuali jika kau mau
membelikan untukku
“Nadhira mau jus apa?”
tanyanya lagi
Eh seriusan?
Jadilah aku pulang
Dengan nasi ayam yang sudah
setengahnya kuhabiskan
Juga jus jeruk yang kutenteng
sampai rumah
Kenapa setiap kali SAPPK
olahraga
Cuaca tidak pernah mendung?
Kesal, sih, terkadang
Melihat fakultas di hari lain
tidak jadi kelas olahraga
Waktu menunjukkan pukul 13.30
Aku harus berangkat untuk
kelas olahraga
Berjalanlah aku bersama
teman-temanku
Dari fakultas yang berbeda
denganku
Tes tes
“Yes, hujan! Gak jadi
olahraga!” teriakku gembira
Seseorang di depan menoleh ke
belakang
Aku berlari mendahuluinya
“Apaan sih, Dhir,” katanya
Bukan apa-apa kok
Aku senang saja, ingin berlari
rasanya
Eh, tunggu
“Pinjam payung, dong,” pintaku
Aku tahu kelasmu dekat, dan
ada jalan teduh di sana
Seseorang di sampingmu berkata
tidak boleh, sambil bercanda
Namun kau tetap memberikan benda
itu padaku
Maka aku, berjalan sendirian
Menuju lapangan olahraga
Dengan payung hijau yang
melindungi kepalaku
Hanya sebuah curhatan penuh ketidakjelasan
0 comments