­

Pancake Oreo Saus Kurma

by - July 14, 2016

I-FUN 1437 H. menjadi acara internal terakhir yang diikuti kelasku di penghujung semester 2 TA 2015/2016. Acara ini bertujuan untuk memeriahkan Ramadhan, juga mengisi kegabutan sebelum pulang ke rumah (hore!).

Salah satu lomba yang ada di acara ini adalah lomba masak ta'jil. Dimana pemeran utama dalam masak memasak ini adalah para perjaka kelas. Anak laki-laki ditantang untuk menghidangkan menu buka puasa berbahan dasar kurma. Tapi tenang saja, demi menghindari kegaduhan dan kehancuran peralatan memasak, ditunjuk satu anak perempuan untuk mengarahkan para lekaki.

Acara yang dilangsungkan sore hari ini berlangsung meriah. Bagaimana tidak, hampir semua anggota kelas dari masing-masing kelas ikut menyaksikan proses memasak. Bahkan, dari 22 anggota Acafella, yang tidak datang hanya 1 orang!

Yang pertama datang Muflih, Faris, Amal, dan Arfan. Muflih dan Faris bertanya kita mau masak apa. Sayangnya, yang mengetahui bahan-bahan dan takarannya, yaitu Vara, sedang berkeliling ke rumah guru untuk mencari baskom.

Tak lama kemudian, para pencari alat memasak—Vara, Tyas, Azmi pun datang ke GSG. Bahan-bahan memasak sudah ada di tempat Acafella masak. Ada tepung terigu, maizena, oreo, telur, susu, dan tentu saja kurma.

Vara bilang, campurkan tepung terigu, sedikit maizena, dan telur ke dalam baskom. Faris melakukannya.

"Faris, bisa gak mecahin telurnya?" tanya Muflih.

"Bisa kok bisa."

Tiba-tiba Faris menyahut. "Eh, ini gak ada baking powder-nya?"

Vara pun panik. "Lah, kita udah nulis baking powder kok di daftar belanjaan!"

Aku yang dari tadi diam saja menengok ke kanan dan ke kiri, siapa tahu ada kelas lain yang memiliki baking powder.

Dan aha! Tepat di belakang tempat memasak Acafella, ada yang punya baking powder! Langsung saja kuminta kepada kelas tersebut. Awalnya kelas tersebut menolak, namun aku bilang, "Kalian juga gak bakal pake segini banyaknya kan?"

Akhirnya Acafella mendapatkan 2 sendok baking powder.

Karena peralatan memasak yang minim, pengocokan adonan pun dilakukan dengan cara manual. Literally manual. Pake tangan, bung. Tangan Faris dan Muflih menjadi saksinya.

Sedang asyiknya mengaduk, Muflih bertanya. "Eh, kita ini mau bikin adonan kayak gimana? Kayak donat atau pisang goreng? Kalau donat diaduknya begini, kalau pisang goreng diaduknya begini," Muflih bertanya sambil mempraktikan gaya mengaduk donat dan pisang goreng.

Wow. Bahkan aku baru tahu mengaduk adonan saja banyak caranya. Jeng jeng.

"Kayak donat Pleh," ucap Vara.

Di sisi lain, Amal sedang sibuk memisahkan oreo dan krimnya. Dia menaruh krim oreo di atas tisu dan berkata, "Jangan dibuang ya! Buat gua makan pas buka puasa nanti!"

Sedangkan Arfan berkutat membuang biji kurma. Kali ini semakin banyak anak laki-laki yang datang. Daffa sang ketua kelas dan Syafiq si wakil ketua kelas disuruh memblender kurma.

Arfan menyeletuk, "Syafiq, blender kurmanya sambil senyum ya. Biar tambah manis."

Balik lagi ke tempat adonan. Faris menambahkan susu cair ke dalam adonan, yang kemudian diprotes Muflih. "Weh Ris, kebanyakan!"

Setelah lama mengaduk lagi, Faris pun sadar. "Eh, kayaknya susunya kebanyakan deh. Gimana kalau ditambahin lagi aja susunya, biar jadi adonan pancake."

Aku kena tampar lagi. Bahkan aku tidak tahu macam-macam adonan kue.

Vara mengangguk. Faris menambahkan susu lagi. Muflih dan Faris semakin semangat mengaduk.

Amal sudah selesai memisahkan oreo dan krimnya. Karena oreonya akan dicampur ke dalam adonan, maka oreo tersebut harus dihancurkan.

Tak ada penghancur, otot lelaki pun jadi. Dimasukkanlah oreo-oreo tersebut ke dalam plastik, dan anak laki-laki bergantian meninjunya.

Amil paling semangat bagian tinju meninju. Syafiq juga. Bahkan seorang Aldrin Rama pun tak mau kalah. Semua bergantian meninju oreo dalam plastik tersebut, hingga oreo tersebut benar benar hancur seperti bubuk.

Seperti biasa, setiap lomba masak, apa yang direncanakan di awal akan selalu berbeda ketika pelaksanaannya. Yang tadinya hendak membuat seperti donat, menjadi pancake. Pembuatan saus kurma pun mendadak muncul idenya. Arfan yang mengeksekusi pembuatannya. Dipandu Vara, ia dengan sabar mengaduk kurma yang sudah diblender dengan air dan susu untuk dijadikan saus.

Setelah adonan selesai diaduk, waktunya memasak! Tapi sebelum dimasak, adonan terlebih dulu dicicipi. Beberapa anak perempuan yang tidak puasa berkesempatan untuk mencicipi. Awalnya mereka mencicipi ngumpet-ngumpet. Namun Faris protes.

"Udah gak usah malu-malu, kalau makan ya makan aja!"

Akhirnya yang tidak puasa malah berebutan menyolek adonan. -___-

Urusan masak memasak diserahkan kepada Faris dan Muflih. Dari sinilah kita mengetahui bakat terpendam mereka berdua. Bahkan aku kalah, bro.

Percobaan pertama membuat pancake cukup gagal. Namun seiring berjalannya waktu, Faris dan Muflih semakin lihai membalikkan pancake supaya tidak hancur.

Di tengah-tengah memasak, Faishal datang membantu. Dia bertugas menuangkan adonan ke wajan, sementara Muflih membalikkan pancake yang hampir matang. Faris sibuk membersihkan sampah, karena kebersihan masuk ke dalam kriteria penilaian.

Dhana mempunyai tempat makan berbentuk bulat. Vara mendapat ide. Ia menyuruh Arfan mencetak pancake yang sudah matang namun sedikit tidak berbentuk itu ke dalam tempat makan milik Dhana. Jadilah pancake dengan bentuk bulat sempurna.

Setelah semua adonan dimasak, Amal dan Arfan menata pancake di atas piring. Mereka melakukannya dengan hati-hati.

Tiba-tiba, Arfan bertanya. "Eh, ini ada presentasinya gak? Kalau ada, siapa yang mau presentasi?"

Muflih menjawab. "Syafiq aja. Biar menang."

Syafiq langsung menendang Muflih.

Arfan berkata lagi. "Iya Fiq, lo aja. Nanti pas presentasi senyum ya, biar makin manis makanannya."

Anak-anak kelas pun terbahak.

Waktu sudah habis, dan hari hampir maghrib. Setelah menaruh makanan di meja juri (ternyata tidak ada presentasi, yaah!), anak-anak berebutan membagi sisa-sisa pancake. Karena yang membuat anak laki-laki, maka mereka berhak mendapatkan jatah pancake lebih banyak. Sedang anak perempuan, mendapat lebih sedikit, dan tidak mendapat saus kurmanya.

Adzan berkumandang. Anak laki-laki sudah berada di masjid, sedang anak perempuan berbuka puasa di GSG, sembari merapikan peralatan masak. Kita makan dengan cukup barbar. Namun, kita mengakui, bahwa pancake oreo saus kurma karya anak lelaki Acafella Manalagi cukup enak. (atau mungkin karena lapar?!)

Tadaa! Dan inilah komposisi bahan dari pancake oreo saus kurma ala Acafella, berdasarkan penuturan anak kelas:

1. 400 gr tepung terigu
2. 2 sendok tepung Maizena
3. Susu
4. Telur
5. 2 sendok baking powder
6. Tangan Muflih
7. Tangan Syafiq
8. Kurma, diblender
9. 10 gr tinjuan Amil
10. Sedikit sengatan cinta Rama
11. Keringat Amal
dan terakhir...
12. 5 gr senyuman Syafiq

Tadaa! The result!

You May Also Like

0 comments