­

Nasi Goreng Tek-Tek

by - April 08, 2016

Selamat datang, kami adalah penjual nasi goreng keliling bernama Acafella Manalagi! Dengan motto, just burn it, everywhere and everytime, dan buka 24 jam setiap harinya, nasi goreng ini ingin menunjukkan eksistensinya sebagai penjual nasi goreng terpanas di seluruh dunia. Dimana keduapuluh dua anggota Acafella Manalagi turut menyumbang sesuatu demi lancarnya penjualan nasi goreng tek-tek ini.

Ayo kita tengok satu-satu.

Dimulai dari komponen utama dalam membuat nasi goreng: Kompor!

Yang pertama, kompor pasti membutuhkan gas. Tyas-lah gas tersebut. Sebagai bahan bakar, ia tidak pernah kehabisan cadangan api untuk memasak nasi goreng.

Apinya sendiri merupakan Vara. Dari api merah sampai api biru yang paling panas, ia punya. Apinya sendiri hobi membakar barang-barang lain. Wajan, nasi, bawang, bahkan kerupuk pun ia bakar.

Penghubung antara gas dan kompornya—regulator—adalah Icha. Ia bisa mengarahkan mau dikemanakan apinya. Mau membakar wajan-kah, membakar nasi-kah, atau bahkan membakar abang-abang penjual nasi gorengnya.

Kompor pasti memiliki pemantik. Pemantiknya adalah Maul, yang bisa ia besar-kecilkan sesuka hati dengan kekuatan psikopatnya. Terkesan tidak berarti apa-apa, namun sekali diputar, wuush, apinya langsung membesar.

Memasak nasi goreng membutuhkan wajan. Keras, hitam, tidak bergeming walau digeser kanan-kiri, dan selalu terkena api. Yap, itulah Daffa! Si ketua kelas tahan banting!

Setelah wajan ditaruh di atas kompor, hal yang pertama dilakukan adalah memanaskan minyak. Supplier minyak nasi goreng tek-tek Acafella Manalagi adalah si Japanese-wanna-be boy, Arfan! Bisa melelehkan segala hal, bahkan mencipratkan minyaknya kepada orang lewat tak berdosa.

Komponen utama nasi goreng tentu saja: Nasi! Si anak kecil kebelet dewasa—Amil—lah yang menjadi nasi. Dimasak dan dibakar, tetapi malah menjadi enak (baca: keasyikan). Selalu bersama wajan, tidak bisa apa-apa. Yaa walaupun ia bisa menyerap minyak, sih.

Namanya nasi goreng, pasti butuh kecap. Si pemanis ini biasa membuat kerak di wajan, tapi si wajan—seperti biasa tetap menerima. Selain berfungsi membuat nasi goreng menjadi manis, Ziyad juga dapat meletup-letup jika terciprat minyak yang panas.

Satu lagi pelengkap si wajan: Spatula! Hobinya ya ngaduk-ngaduk nasi dan mukul-mukulin wajan kalau sedang keliling mencari pelanggan. Kalau sudah mukul-mukulin wajan, suaranya bisa memecah keheningan malam. Perkenalkan, spatula nasi goreng Tek-tek Acafella Manalagi, Amal! (plus Ichlasul, kadang-kadang)

Terkadang kalau gas hampir habis, nasi goreng tek-tek Acafella Manalagi membutuhkan kipas untuk memperbesar api di kompornya. Namun, tak hanya saat gas habis, hampir di setiap waktu Febi menggunakan kipasnya—tentunya, selain untuk membesarkan api—juga berfugsi buat ngadem.

Nasi goreng tidak lengkap tanpa bumbu. Bumbu-bumbu penyedap ini—yang membuat rasa nasi goreng menjadi asin dan gurih—adalah Syafiq. Tidak berperan langsung dalam proses bakar membakar, tetapi berperan langsung menambah cita rasa nasi goreng—beserta kompor dan gasnya.

Sedangkan Rama, hanyalah sebongkah batu (baca: anak kebumian) yang disimpan abang-abang penjual nasi goreng yang dipakai ketika tidak ada lagi nasi yang harus dimasak.

Diam-diam menambah rasa pedas pada nasi goreng. Bon Cabe level 22 namanya, Dhana orangnya. Sama seperti si bumbu, tidak berperan langsung dalam membakar, namun, jika sudah ditaburkan, pedas dan panasnya tiada terkira.

Selain bumbu, nasi goreng juga membutuhkan bawang-bawangan. Bawang putih dan bawang merah. Kedua jenis bawang ini biasa dimasak (baca: dibakar) langsung, ketika minyak sudah cukup panas, sebelum memasak nasi goreng. Merekalah pecinta kucing dan maniak novel, Faishal dan Inas.

Benda yang satu ini suka disimpan di mana saja. Dipakai hanya ketika pemantik tidak bisa bekerja. Dialah Adra, si korek api! Kalau tidak digesek dia tidak bergeming. Namun, kalau sudah menyala, panasnya menyamai apinya kompor.

Nasi goreng tidak bisa dimakan tanpa piring dan sendok. Piring dan sendok yang dipakai terbuat dari besi. Memang, Irun sih diam, tapi dengan sifat konduktornya, ia pun bisa panas bila didekatkan dengan api.

Yang tajam, cocok buat motong-motong, dan bisa terkonduksi panas—siapa lagi kalau bukan pisau. Selain bisa digunakan memotong kerupuk menjadi bubuk kecil, Muflih juga hobi memotong-motong wajan. Sesuai dengan slogannya, setajam silet.

Serpihan-serpihan kerupuk. Itulah Nadhira. Renyah (baca: garing) sih, tapi pasti dirindukan kalau makan nasi goreng. Bunyi kriuk-kriuknya menambah sensasi memakan nasi goreng yang panash dan pedash.

Jualan nasi goreng tidak afdol kalau tidak pakai gerobak. Dikemas dengan kata-kata yang menarik dan gambar yang menggugah selera, ditambah lagi kemampuan ala sales promotion girl, Salsa membuat jualan nasi goreng ini menjadi semakin laris.

Terkadang, ketika gas membucahkan seluruh isinya, pemantik mulai memutar posisi kompor menjadi maksimal, spatula sudah memukul-mukul wajan, (negara) api mulai menyerang, minyak mulai panas, dan kipas semakin memperbesar api, dibutuhkan pendingin—air untuk menetralkannya kembali. Faris, the most gentleman guy ever, merupakan sosok tepat untuk memadamkan kobaran api.

Dan terakhir,

Siapa yang ingin berkenalan dengan abang-abang penjual nasi goreng tek-tek ini? Si pengatur segalanya, mulai dari gas, api, minyak, spatula, nasi, bumbu, bahkan hingga sendok dan piringnya, semua dikuasai olehnya. Azmi, tak hanya jago dalam urusan bakar membakar, juga jago dalam urusan memengaruhi orang lain agar membeli nasi gorengnya. Bahkan, kalau ia sangat bersemangat, ia dapat memasak hingga membakar satu gerobak penuh!

Nah, keseluruhan elemen pembentuk ini saling bekerja sama membuat nasi goreng tek-tek Acafella Manalagi terkenal di seantero dunia—Insan Cendekia tepatnya.

Jadi, ada yang tertarik membeli nasi goreng tek-tek Acafella Manalagi?

You May Also Like

1 comments