Detik-Detik Menuju Proklamasi
Malam Jumat, 16 Agustus 1945. Suasana amat tegang di lantai dua rumah Laksamana Maeda. Berbagai tokoh Indonesia, dari golongan tua maupun muda, berdebat, berusaha memberikan kata-kata terbaik mereka untuk naskah pendeklarasian kemerdekaan Indonesia. Tak pelak Ir. Soekarno pun berpikir keras menyusun kata-katanya.
Usulan Mr. Ahmad Soebarjo untuk kalimat pertama naskah pendeklarasian kemerdekaan Indonesia diterima Bung Karno. Setelah merevisi sedikit kalimatnya, akhirnya jadilah kalimat pertama itu. Kami, bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Terinspirasi dari piagam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat, Moh. Hatta mengusulkan kalimat kedua naskah tersebut hendaknya berbicara tentang pemindahan kekuasaan. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasan dan lain lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jadilah kalimat tersebut.
Iwa Kusuma Sumantri, seorang ahli bahasa, dan bukan merupakan golongan tua ataupun muda, mengusulkan naskah tersebut dinamai teks proklamasi. Sebuah kata yang tak diambil dari bahasa Inggris, apalagi bahasa Arab. Asal kata proklamasi sendiri masih menjadi perdebatan, apakah itu merupakan kata asli bahasa Indonesia, atau diserap dari bahasa Yunani. Apapun jawabannya, orang-orang yang hadir setuju.
Peserta rapat dibuat bingung kembali. Kira-kira, siapakah yang berhak menandatangani naskah proklamasi ini? Datanglah Sukarni, seseorang dari golongan muda dengan usulan cerdasnya. "Bagaimana bila naskah ini ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta, atas nama bangsa Indonesia?"
Semua orang saling berpandangan. Mereka menangguk, setuju. Naskah proklamasi yang ditulis oleh Soekarno kemudian diketik oleh Sayuti Melik, salah seorang dari golongan muda, yang membuat naskah tersebut menjadi naskah proklamasi Indonesia yang otentik, asli.
Berikut dilampirkan naskah proklamasi tulisan tangan Ir. Soekarno dan ketikan Sayuti Melik.
Catatan: Cerita pendek ini dibuat berdasarkan catatan sejarah, dan apa yang disampaikan oleh Pak Erwin. Beberapa kalimat mungkin dibuat untuk memperindah alur. Bila ada sesuatu yang mungkin melenceng dari kejadian sebenarnya, silakan memberi tahukan kepadaku. Terima kasih.
0 comments