­

Fenomena Ngantor

by - November 05, 2016

Apa sebutan untuk seorang dengan laptop di hadapannya, earphone yang menggantung di telinganya, dan berada di sebuah tempat berisi berbagai macam manusia yang melakukan hal serupa?


Ngantor.

Sebuah istilah yang dipopulerkan oleh anak laki-laki Axiora. Dan masih menjadi bahasa yang dimengerti anak Axiora. Alasan klise, nama lain dari main laptop. Kenapa namanya ngantor?

"Biar kece. Kesannya cari nafkah. Kayak orang lagi kerja," salah satu pengakuan seseorang.

Istilah ngantor baru booming di kelas awal semester XII ini. Setiap Sabtu, CSA buka untuk para siswa yang mengikuti kelas seni desain grafis agar mereka bisa mengambil laptop. Namun, dasar anak-anak, ada saja cara untuk siswa lain yang tidak terdaftar dalam seni DG untuk mengambil laptop. Karena seringnya CSA tidak dijaga pada pagi hari, memudahkan para siswanya (kelas XII apalagi) untuk mengambil laptop.

Jam pelajaran seni kelas XII berakhir jam 9:30. Namanya weekend, inginnya refreshing. Nah, ngantor  inilah salah satu bentuknya (hehe). Lihatlah siswa kelas XII seusai jam pelajaran seni. Ada sebagian yang jajan di Kopinma / saung, ada juga yang mencari tempat nyaman untuk memainkan laptopnya. Ada yang main di masjid, di salah satu ruang kelas (RKB), laboratorium siswa (labsis), bahkan perpustakaan.

Tujuan daripada ngantor ini banyak sekali. Untuk anak-anak rajin (atau kepepet deadline), ngantor dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas yang membutuhkan laptop. Sisanya, benar-benar menggunakan waktu tersebut untuk merefresh otak penat mereka. Perbandingan siswa yang mengerjakan tugas dan main juga cukup ekstrim. Mungkin 1 : 5. Biasanya, waktu ini digunakan untuk menonton film, atau maraton drama. Bisa juga streaming berbagai video Youtube.

Uniknya, ada waktu tertentu, hampir semua siswa yang ngantor berbondong-bondong mengerjakan tugas. Alasannya mudah ditebak. Deadline tugas tersebut adalah minggu depan, sedangkan minggu depan merupakan minggu penuh ulangan. Sebagai salah satu siswa yang sering ngantor, aku juga sering berbuat begitu. Sejujurnya, ngantor lebih banyak mainnya daripada ngerjain tugasnya. Hehe.

Axiora sendiri mempunyai beberapa tempat yang nyaman untuk ngantor. Untuk anak laki-laki mutlak. Mereka sering bermain di lantai 2 gedung GEO-PKN. Untuk anak perempuan, terbagi menjadi dua tempat. Masjid dan labsis. Namun, populasi orang ngantor di masjid bisa tiga kali lipatnya daripada yang di masjid. Mengapa? Karena di labsis banyak stopkontak. Ruangan labsis juga ber-AC yang bahkan ketika banyak orang pun masih terasa dingin. Keunggulan lainnya, labsis dekat dengan saung. Jadi, kalau ingin jajan, tinggal keluar, belok kiri, sampai deh di saung! :D

Laboratorium siswa seperti menjadi markas Axiora akhwat di hari Sabtu. Pernah kita menonton film bersama. Namun karena proyektor labsis tidak berfungsi dengan baik, jadilah kita menonton mengerubungi satu laptop. Tapi, yang terkenal dari ngantornya anak Axiora akhwat adalah karaokean. Bukan karokean lagu yang biasa didengar di Prambors FM, melainkan lagu Indonesia zaman SD-SMP. Zaman dimana kita tidak pernah menghafal lagu tersebut, namun bila kita dengar kita lancar menyanyikannya. Pemimpin karokean Axiora akhwat adalah sang DJ (kita menyebutnya begitu); ILEN NJUNG. Koleksi lagu Indonesia-nyayang galau, yang alay, bahkan dangdutsampai 3 GB.

Dan tahukah kalian? Kalau Axiora akhwat lagi karokean, suaranya terdengar sampai saung, bahkan sampai kelas di lantai atasnya, yang notabene adalah tempat ngantornya Axiora ikhwan.

Ngantor menjadi salah satu cara pelepas lelah setelah lima hari dicekcoki dengan pelajaran. Asal digunakan dengan bijak, ngantor  pasti akan menyenangkan dan bermanfaat. Hehehe.

You May Also Like

0 comments