• Home
  • About
  • Contact
    • Mail
  • She Talks Football
  • Untuk Nadhira
Powered by Blogger.
facebook twitter instagram

encyclopedhira

Apa sebutan untuk seorang dengan laptop di hadapannya, earphone yang menggantung di telinganya, dan berada di sebuah tempat berisi berbagai macam manusia yang melakukan hal serupa?


Ngantor.

Sebuah istilah yang dipopulerkan oleh anak laki-laki Axiora. Dan masih menjadi bahasa yang dimengerti anak Axiora. Alasan klise, nama lain dari main laptop. Kenapa namanya ngantor?

"Biar kece. Kesannya cari nafkah. Kayak orang lagi kerja," salah satu pengakuan seseorang.

Istilah ngantor baru booming di kelas awal semester XII ini. Setiap Sabtu, CSA buka untuk para siswa yang mengikuti kelas seni desain grafis agar mereka bisa mengambil laptop. Namun, dasar anak-anak, ada saja cara untuk siswa lain yang tidak terdaftar dalam seni DG untuk mengambil laptop. Karena seringnya CSA tidak dijaga pada pagi hari, memudahkan para siswanya (kelas XII apalagi) untuk mengambil laptop.

Jam pelajaran seni kelas XII berakhir jam 9:30. Namanya weekend, inginnya refreshing. Nah, ngantor  inilah salah satu bentuknya (hehe). Lihatlah siswa kelas XII seusai jam pelajaran seni. Ada sebagian yang jajan di Kopinma / saung, ada juga yang mencari tempat nyaman untuk memainkan laptopnya. Ada yang main di masjid, di salah satu ruang kelas (RKB), laboratorium siswa (labsis), bahkan perpustakaan.

Tujuan daripada ngantor ini banyak sekali. Untuk anak-anak rajin (atau kepepet deadline), ngantor dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas yang membutuhkan laptop. Sisanya, benar-benar menggunakan waktu tersebut untuk merefresh otak penat mereka. Perbandingan siswa yang mengerjakan tugas dan main juga cukup ekstrim. Mungkin 1 : 5. Biasanya, waktu ini digunakan untuk menonton film, atau maraton drama. Bisa juga streaming berbagai video Youtube.

Uniknya, ada waktu tertentu, hampir semua siswa yang ngantor berbondong-bondong mengerjakan tugas. Alasannya mudah ditebak. Deadline tugas tersebut adalah minggu depan, sedangkan minggu depan merupakan minggu penuh ulangan. Sebagai salah satu siswa yang sering ngantor, aku juga sering berbuat begitu. Sejujurnya, ngantor lebih banyak mainnya daripada ngerjain tugasnya. Hehe.

Axiora sendiri mempunyai beberapa tempat yang nyaman untuk ngantor. Untuk anak laki-laki mutlak. Mereka sering bermain di lantai 2 gedung GEO-PKN. Untuk anak perempuan, terbagi menjadi dua tempat. Masjid dan labsis. Namun, populasi orang ngantor di masjid bisa tiga kali lipatnya daripada yang di masjid. Mengapa? Karena di labsis banyak stopkontak. Ruangan labsis juga ber-AC yang bahkan ketika banyak orang pun masih terasa dingin. Keunggulan lainnya, labsis dekat dengan saung. Jadi, kalau ingin jajan, tinggal keluar, belok kiri, sampai deh di saung! :D

Laboratorium siswa seperti menjadi markas Axiora akhwat di hari Sabtu. Pernah kita menonton film bersama. Namun karena proyektor labsis tidak berfungsi dengan baik, jadilah kita menonton mengerubungi satu laptop. Tapi, yang terkenal dari ngantornya anak Axiora akhwat adalah karaokean. Bukan karokean lagu yang biasa didengar di Prambors FM, melainkan lagu Indonesia zaman SD-SMP. Zaman dimana kita tidak pernah menghafal lagu tersebut, namun bila kita dengar kita lancar menyanyikannya. Pemimpin karokean Axiora akhwat adalah sang DJ (kita menyebutnya begitu); ILEN NJUNG. Koleksi lagu Indonesia-nya—yang galau, yang alay, bahkan dangdut—sampai 3 GB.

Dan tahukah kalian? Kalau Axiora akhwat lagi karokean, suaranya terdengar sampai saung, bahkan sampai kelas di lantai atasnya, yang notabene adalah tempat ngantornya Axiora ikhwan.

Ngantor menjadi salah satu cara pelepas lelah setelah lima hari dicekcoki dengan pelajaran. Asal digunakan dengan bijak, ngantor  pasti akan menyenangkan dan bermanfaat. Hehehe.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
TRAIN TO KLENDER:

WHEREVER YOU GO, THEY CAN CATCH YOU




"Kok tiketnya kelebihan satu? Siapa yang nggak ada?"
*
 "Makanya, kalau mau pergi bilang dulu dong!"
*
"Tadi keretanya udah lewat tau."
*
"Naik satu angkot 19 orang?!"
*
"Bang, pertigaan Bang Boy dimana?"
*
"IBUUUUUUUUUUUUUUUUU...!!!"
*
"Happy birthday Bu Metig~"
*
"Maaf ya Bu, popcorn-nya habis."
*
"Lu naik bajaj berempat?!"
*
"Ada tempat duduk kosong gak?
*
"Doctor Strange ya!"
*
*
krik krik krik
*
*
"Beliau bakal nungguin kalian!"
*
*
*
"Bu, tadi kita ketemu..."
*
"Yaudah, nanti kita jelasin. Sekarang makan dulu."
*
"Kok belum nyampe"
*
"Woy, kita udah nunggu satu jam tahu!"
*
"Tadi kita juga ketemu..."
*
"Akhirnya formasi lengkap kembali!"
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Ini bukan kisah tentang aksi damai menuntut persamaan hukum depan Istana Negara.

Ini juga bukan kisah tentang penyuaraan pendapat setelah Jumatan.

Tapi ini tentang aku, pada tanggal 4 November, sebelum Jumatan.

Hari ini, jam pelajaran SKI kosong (seperti biasanya). 

Waktu menunjukkan pukul 11:00. Sebuah desiran halus menghmapiri hatiku.

Aku berjalan keluar kelas, menuju perpustakaan.

Namun, sebelum sampai di perpustakaan, terlebih dulu aku berjalan ke arah saung. 

Satu porsi dim sum lenyap dalam waktu lima menit.

Berulang kali kulirik jam tangan biruku.

Aku yakin, seharusnya sebentar lagi.

Tapi mana?

5 menit, 10 menit, hingga 15 menit. Aku masih menunggu.

Aku masuk ke dalam Gedung Pendidikan, mengambil koran, dan membacanya.

Aku tak fokus apa dengan yang kubaca. Demi apapun itu.

Segera kukembalikan koran tersebut. Aku hampir menyerah.
Akhirnya, aku masuk ke dalam perpustakaan, sembari sedikit berharap.

Tak lama, sosok yang kutunggu pun muncul.

Ia menggendong tas, dan bersiap kembali ke asrama. Aku tahu itu.

Keluarlah aku dari perpustakaan. Kuberanikan diri menyebut namanya.

Ia menoleh.

Aku bertanya, "Hari ini khotbah Jumat ya?"

"Iya," jawabnya.

Aku menarik napas, mengumpulkan keberanian yang aku bangun sejak berbulan lalu, ketika mengetahui bahwa jadwal khotbah Jumat-nya adalah hari ini.

"Sukses ya, khotbahnya," kataku pada akhirnya.

Aku sempat melihatnya mengangguk, sebelum aku membalikkan badanku dan kembali ke kelas, dengan muka yang tidak dapat kujelaskan.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Nadhira KA, 21. An architecture student who loves photography and proudly be as a Gooner.

Follow Us

  • twitter
  • instagram
  • behance

Categories

  • Nadhira dan Cinta Pertama
  • karena kita; Axiora
  • kehidupan ITB
  • kepingan kenangan

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  November 2023 (1)
  • ►  2020 (3)
    • ►  August 2020 (1)
    • ►  May 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
  • ►  2019 (5)
    • ►  June 2019 (4)
    • ►  May 2019 (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  June 2018 (2)
    • ►  May 2018 (1)
  • ►  2017 (45)
    • ►  December 2017 (3)
    • ►  November 2017 (1)
    • ►  October 2017 (2)
    • ►  September 2017 (3)
    • ►  August 2017 (1)
    • ►  July 2017 (15)
    • ►  June 2017 (5)
    • ►  May 2017 (14)
    • ►  February 2017 (1)
  • ▼  2016 (39)
    • ►  December 2016 (1)
    • ▼  November 2016 (3)
      • Fenomena Ngantor
      • Train to Klender
      • Aksi 4 November
    • ►  September 2016 (3)
    • ►  August 2016 (3)
    • ►  July 2016 (6)
    • ►  June 2016 (6)
    • ►  May 2016 (4)
    • ►  April 2016 (7)
    • ►  March 2016 (2)
    • ►  February 2016 (3)
    • ►  January 2016 (1)
  • ►  2015 (46)
    • ►  December 2015 (8)
    • ►  November 2015 (2)
    • ►  September 2015 (4)
    • ►  August 2015 (6)
    • ►  July 2015 (3)
    • ►  June 2015 (4)
    • ►  May 2015 (1)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (5)
    • ►  February 2015 (8)
    • ►  January 2015 (2)
  • ►  2014 (24)
    • ►  December 2014 (7)
    • ►  November 2014 (4)
    • ►  October 2014 (12)
    • ►  September 2014 (1)

Facebook

ThemeXpose