­

Kimia; Filosofi Kehidupan

by - June 25, 2016

DISCLAIMER: Beberapa unsur tidak kusebutkan lambangnya, cari sendiri ya. :p

Pak Deni menyalin satu soal dari lembaran latihan ke papan tulis.


Beliau bertanya, "Apa hasil dari reaksi tersebut?"

Sontak, anak-anak menjawab, "CuCl2 dan gas H2 Pak!"

Pak Deni menggeleng. "Bukan itu jawabannya."

Pak Deni berjalan menuju papan tulis, lalu menambahkan sesuatu pada reaksi tersebut.



"Cu dan HCl tidak bereaksi!"

Salah satu dari kami bertanya, "Lho, kenapa Pak?"

"Lihat LKS kalian, di bawah tabel 2. Disitu ada deret kereaktifan. Semakin ke kiri, semakin reaktif. Lihat, Cu berada di sebelah kanan H. Artinya HCl tidak bisa diganggu gugat," terang Pak Deni.

Icha, yang saat itu duduk di sampingku berbisik, "Eh Dhir, kalau bla bla bla bla bla bisa gak ya?"

Aku terkekeh. "Tanyain aja Cha."

Icha mengacungkan tangannya.

"Iya, ada apa Sabrina?" tukas Pak Deni.

"Pak, kalau seng bereaksi sama natrium bisa gak, Pak?"

"Apa? Seng dan natrium klorida?"

Kali ini, seisi kelas yang menjawab. "Iya, Pak!"

Pak Deni menuliskan reaksi tersebut di papan tulis, kemudian bertanya, "Ada yang tahu apa jawabannya?"

Seketika kelas hening.

Pak Deni mengambil spidol, menaruhnya di tulisan persamaan reaksi seng dan natrium klorida tersebut, dan dengan getakan cepat membuat coretan di anak panah persamaan reaksi tersebut.

"Seng dan natrium klorida tidak dapat bereaksi!" jelasnya.

"HA!" satu kelas bersorak bersamaan.

Icha masih penasaran. "Kenapa, Pak?"

"Lihat lagi dong di tabel 2 kalian, natrium di sebelah mananya seng?"

"Kiri, Pak!"

"Nah, artinya natrium lebih reaktif daripada seng, makanya gak bisa bereaksi."

"Tuh Dhir, denger Dhir. Elu gabisa bereaksi Dhir."

Aku hanya bisa tersenyum.

You May Also Like

0 comments