­

Unsent Letter; Ketua I-FUN Kami

by - June 24, 2015

Boleh aku menyapamu?

Hai.
Apa kabar?
Kuharap kau baik saja.
Bagaimana perjalananmu menuju kampung halaman tercinta? Melelahkan? Semoga semua kelelelahanmu terbayar ketika melihat senyum rindu orang tuamu tercinta.
Berbicara tentang lelah, bagaimana rasanya setelah acara akbarmu usai? Bahagiakah? Terharukah? Tebakanku kau mungkin merasa ingin menangis. Menangis untuk semuanya. Menangis setelah melihat perjuanganmu kesana kemari mencari Bu Penny, menangis karena kau sadar kau tidak bekerja sendiri, menangis atas berbagai masalah yang datang silih berganti, dan menangis dengan apa yang telah terjadi dalam lima hari.
Kuberikan ucapan selamat padamu: Selamat atas suksesnya acara I-FUN 1436 H!
Apapun yang telah terjadi, apapun kendala yang dihadapi, apapun komentar orang nanti, jadikanlah sebagai batu loncatan agar lebih baik di kemudian hari.
Apa yang ada dipikiranmu saat kau ucap ini adalah acara terburuk? Hey, yang terburuk itu bila kita semua tidak bekerja sama sekali. Tetapi kita bekerja, sesuai dengan yang kita bisa. Segala ikhtiar yang kita lakukan, kita serahkan semuanya kepada Yang Maha Pengatur Segalanya. I-FUN 1436 H telah menjadi acara terbaik yang Allah berikan untuk kita.
Teringat wajahmu yang bersimbah peluh disaat aku duduk tenang di dalam mobil. Terekam di kepalaku, setiap malam kau tunaikan sholat hajat disaat aku merapikan mukenaku. Terbayang raut mukamu yang penuh pikiran disaat aku dengan asyiknya menonton film bersama. Baru kusadari. Aku bukan teman yang baik ya?
Maafkan aku.
Ingin rasanya aku menguatkanmu. Mengepalkan tangan yang tak dapat kugenggam, memeluk tubuh yang tak dapat kusentuh, bahkan memijat bahu yang tak dapak kusandarkan. Lancangkah aku?
Maafkan aku yang terlalu egois. Aku ingin kau curahkan semua kebahagiaanmu, kesedihanmu, dan kekesalanmu padaku. Kau hanyalah manusia biasa, makhluk lemah yang butuh tempat untuk bersandar. Izinkan aku melakukannya untukmu.
Sekali lagi maafkan aku.
Kuucapkan lagi selamat padamu atas keberhasilanmu memimpin suatu organisasi. Tak menyesal bila dulu aku termasuk salah satu yang menentangmu mundur dari jabatan ketua kelas, karena aku tahu kau akan mendapat tanggung jawab lebih dari itu. Dan seperti yang Haris pernah celetukkan, bukankah kelak kau akan menjadi pemimpin rumah tangga? Maka sekaranglah saatnya belajar. Hehehe.
Terima kasih karena telah menjalankan amanahmu dengan sangat baik. Semoga kedepannya menjadi semakin baik lagi. Maaf, bila balasan yang rekan sekelasmu berikan hanyalah menjadi juara umum lomba internal I-FUN.
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Dan, oh! Selamat berlibur. Sampai berjumpa kembali, di semester 1 tahun ajaran 2015/2016. Sampai berjumpa kembali, di waktu yang telah Sang Khalik tentukan. Hihihi.

Fighting! I’ll always support and be in your side.


Dari aku yang mengagumimu dalam diam.

You May Also Like

0 comments